Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance terus melakukan diversifikasi usaha melalui perusahaan anak. Bahkan pendapatan perusahaan anak mampu tumbuh signifikan dan terus meningkatkan porsi kontribusi dalam pendapatan konsolidasi.
Dalam laporan keuangan tahun 2024, terungkap pendapatan dari usaha sewa TUGU melesat 70 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp363,18 miliar pada 2024, dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp212,81 miliar. Pendapatan sewa merupakan pendapatan dari usaha sewa properti investasi dan kendaraan entitas anak, yang salah satunya dilakukan oleh PT Pratama Mitra Sejati (PMS).
|Baca juga:Spin Off UUS Dibidik Segera Rampung, Begini Kata Bos Tugu Insurance!
PMS pada akhir 2024 memiliki total aset Rp2,76 triliun, naik 11,68 persen secara year on year (yoy). Perusahaan ini memiliki tiga saluran pendapatan. Pertama, sewa kendaraan dengan nama Tugu Rent. Kedua, sewa gedung perkantoran yang berjumlah lima buah di Jakarta dan Surabaya. Ketiga, layanan outsourcing jasa kebersihan dengan nama Mitra Care.
Dampak dari kenaikan pendapatan sewa, mendongkrak total pendapatan usaha lainnya sebesar 29,29 persen yoy dari setahun sebelumnya Rp402,09 miliar menjadi Rp519,85 miliar pada 2024.
Dengan kinerja tersebut, pendapatan usaha lainnya, memiliki porsi sekitar 13,22 persen dari total pendapatan TUGU. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 11,19 persen.
|Baca juga: Laba Tugu Insurance Naikan 363% di Awal Tahun, Bagaimana Strateginya?
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis, menilai bahwa peningkatan pendapatan hingga laba di anak usaha mencerminkan TUGU berhasil melakukan diversifikasi usaha, terutama untuk mengoptimalkan pada aset hingga ekuitas yang dimiliki. “Diversifikasi usaha ini penting karena kapasitas TUGU sangat besar untuk meng-generate revenue,” ujar Azis.
Dari sisi aset, TUGU memiliki lima gedung perkantoran di Indonesia. Hal ini belum termasuk dengan gedung perkantoran di luar negeri yang saat ini sedang proses penjualan. Berikutnya, total ekuitas TUGU secara konsolidasi mencapai Rp10,5 triliun, dan hanya Rp5,7 triliun yang dicatatkan pada Tugu Insurance sebagai induk atau parent only.
Menurut Azis, secara bisnis PMS memiliki prospek yang positif karena saat ini banyak perusahaan yang mulai mengurangi pembelian mobil dinas dan menggantinya dengan sewa. Hal ini akan mengurangi beban perusahaan tersebut secara akuntansi terutama pada sisi beban depresiasi kendaraan dinas dan biaya lain-lainnya seperti, asuransi, pajak kendaraan hingga perawatan.
“Jadi potensi ke depan pasti terbuka lebar, tinggal bagaimana pemasarannya saja karena perusahaan rental kendaraan sudah cukup banyak,” ujarnya.
Di sisi lain, tuturnya, ada potensi PMS pada captive market yakni penyewaan truk pengangkut BBM dan gas. Potensi pasar ini cukup besar karena banyak di perusahaan induk serta mitranya juga sudah banyak yang menggunakan sistem sewa untuk mengurangi belanja modal yang besar di awal.
“Di sini bisa menjadi keunggulan lain dari PMS, karena tidak banyak perusahaan rental kendaraan yang berani bermain di segmen ini,” ujarnya.
Tugu Insurance mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp700,85 miliar pada 2024. Hal ini ditopang oleh penghimpunan premi bruto yang meningkat 10,73 persen yoy menjadi Rp 8,54 triliun. Adapun pendapatan underwriting naik 13,8 persen yoy menjadi Rp2,97 triliun.
Bila dirinci kenaikan premi banyak disumbang oleh segmen properti dan kebakaran yang meningkat 38,2 persen yoy menjadi Rp3,81 triliun. Premi segmen onshore juga melesat 395 persen yoy dengan nilai Rp338,76 miliar.
Azis menilai segmen properti dan kebakaran akan tetap menjadi mesin pertumbuhan TUGU pada tahun ini. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan properti properti bisnis, baik pabrik, smelter, hingga pembangkit listrik. Faktor lainnya, tidak banyak perusahaan asuransi dengan modal yang kuat dan bermain di sektor properti dan kebakaran.
“Tantangannya tinggal bagaimana pemasaran hingga manajemen risiko. Karena jangan sampai premi banyak, namun klaim juga lebih banyak,” ujar dia.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News