1
1

Sebagian Pemilik Polis Asuransi Kesehatan di India Keluhkan Penolakan Klaim

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Survei Local Circles menemukan lebih dari separuh pemegang polis asuransi kesehatan di India mengalami penolakan atau persetujuan klaim sebagian dalam tiga tahun terakhir. Penolakan ini sering kali dianggap tidak valid oleh responden.

Sebanyak 40 persen responden melaporkan harus menunggu antara enam jam hingga 48 jam untuk mendapatkan persetujuan klaim dan proses administrasi keluar dari rumah sakit, meskipun ada aturan batas waktu dari regulator.

Hasil survei juga menunjukkan 83 persen responden merasa perusahaan asuransi kesehatan tidak memiliki sistem komunikasi berbasis web yang transparan untuk memproses klaim. Banyak perusahaan masih mengandalkan email dan panggilan ke rumah sakit, sehingga pemegang polis kesulitan memantau status klaim mereka.

|Baca juga: 8 Asuransi-Reasuransi dan 14 Dana Pensiun Masuk Pengawasan Khusus OJK

|Baca juga: Dua Direktur XL Mengundurkan Diri

“Penundaan ini sering kali dirancang untuk membuat pemegang polis menerima jumlah klaim yang lebih rendah,” ujar salah satu responden survei, dikutip dari Insurance Asia, Jumat, 10 Januari 2025.

Setengah dari responden melaporkan pernah menghadapi situasi seperti ini secara langsung. Survei ini melibatkan lebih dari 100 ribu tanggapan dari 327 distrik di India. Hasilnya telah diserahkan kepada Otoritas Regulasi dan Pengembangan Asuransi India (IRDAI) untuk mendorong penerapan reformasi yang lebih ketat.

Local Circles meminta IRDAI untuk mewajibkan sistem digital transparan yang dapat mempercepat proses klaim dan mengurangi sengketa. “Diperlukan pengawasan ketat agar perusahaan asuransi lebih bertanggung jawab terhadap konsumen,” kata survei tersebut.

|Baca juga: Terhimpit Masalah, 3 Emiten Ini Resmi Dibebaskan Pelaporan dan Pengumuman dari OJK

|Baca juga: Resmi IPO, Asuransi Digital Bersama (YOII) Himpun Dana Segar Rp41,2 Miliar

Masalah ini mengungkap kelemahan mendasar dalam sistem asuransi kesehatan India, yang masih bergantung pada metode manual dan kurangnya transparansi, sehingga menimbulkan ketidakpuasan luas di kalangan pemegang polis.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Semen Indonesia Pacu Penggunaan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Next Post Reinsurer Pede Kinerja Lebih Gemilang dengan Rasio Gabungan di Bawah 90% di 2024

Member Login

or