1
1

Begini Respons Bank Mega Syariah Usai BI Rate Turun Jadi 6%

Ilustrasi. | Foto: Bank Mega Syariah

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate menjadi enam persen dalam Rapat Dewan Gubernur pada Rabu, 18 September 2024. Langkah ini mencerminkan tren global, di mana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), juga akan menurunkan Fed Fund Rate (FFR).

Menanggapi hal itu, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, penurunan suku bunga acuan akan memperkuat posisi perbankan syariah. Dengan penurunan suku bunga acuan ini akan semakin memperkuat daya saing bank-bank syariah dalam memberikan solusi pembiayaan berbasis syariah.

|Baca juga: Bikin Bangga! 4 Bank Pelat Merah Ini Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia

Hanie mengungkapkan penurunan BI Rate dapat menjadi katalis yang memperkuat optimisme Bank Mega Syariah dalam meningkatkan penyaluran pembiayaan. Di satu sisi, turunnya cost of fund membuat Bank Mega Syariah lebih fleksibel dalam menetapkan margin bagi hasil yang kompetitif.

|Baca juga: GOTO Gandeng Tencent untuk Tingkatkan Layanan Ekosistem Digital

“Dengan tetap memberikan keuntungan bagi nasabah,” ungkap Hanie, dalam keterangan resminya yang dikutip Senin, 23 September 2024.

Untuk mendorong pertumbuhan aset dan pembiayaan, tambahnya, Bank Mega Syariah akan fokus pada optimalisasi cross-selling produk syariah yang relevan dengan kebutuhan nasabah, serta memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan strategis. Selain itu, pengembangan layanan digital juga menjadi prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas nasabah.

|Baca juga: Berikut Rekomendasi Trading Pekan Ini Usai Saham-saham Prajogo Pangestu Berguguran Minggu Lalu

Per Agustus 2024, total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai lebih dari Rp7,3 triliun, tumbuh 5,2 persen dari 2023 atau year to date (ytd). Pertumbuhan total pembiayaan seiring dengan peningkatan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga naik 12,0 persen ytd dari 2023.

|Baca juga: Hanya Tinggal Kenangan, Tupperware Kini Resmi Bangkrut Usai 7 Dekade Berjaya

|Baca juga: Jiwasraya dan Berdikari Insurance Kena Sanksi PKU dari OJK

Fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik turut mendorong pertumbuhan aset Bank Mega Syariah. Per Agustus 2024, total aset naik 21,1 persen (ytd) atau menjadi lebih dari Rp17,6 triliun. Di satu sisi, kualitas aset juga terjaga dengan baik tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) yang berada di posisi sekitar 0,87 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Ratings: Rasio Modal Asuransi Asei Turun Jadi 208% di Juni 2024
Next Post Siapkah Asia Pasifik Merajai Blockchain dalam Asuransi di 2031?

Member Login

or