Media Asuransi, GLOBAL – Federal Reserve memulai apa yang diharapkan menjadi serangkaian pemangkasan suku bunga dengan pengurangan setengah poin persentase yang luar biasa besar. Keputusan itu sebuah langkah yang bertujuan untuk meningkatkan pasar kerja yang mendingin sambil terus menekan inflasi.
“Keputusan ini mencerminkan keyakinan kami yang semakin besar bahwa dengan kalibrasi ulang yang tepat dari sikap kebijakan kami, kekuatan di pasar tenaga kerja dapat dipertahankan dalam konteks pertumbuhan moderat dan inflasi yang bergerak turun secara berkelanjutan hingga dua persen,” kata Ketua The Fed Jerome Powell.
|Baca juga: Manajemen Adhi Karya (ADHI) Buka Suara Soal Tuntutan Perkara PKPU
|Baca juga: Saham BSI (BRIS) Sentuh Level Tertinggi, Diborong Investor Asing?
“Dengan risiko pada kedua mandat sekarang hampir seimbang,” tambah Powell, dalam konferensi pers setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga acuan ke kisaran 4,75 persen hingga 5,00 persen, dikutip The Business Times, Kamis, 19 September 2024.
|Baca juga: Saham Emiten Bakrie Group Beterbangan Usai Anindya Bakrie Jadi Ketum Kadin
Ia menambahkan pemangkasan suku bunga menandai awal yang kuat untuk melindungi kekuatan dalam ekonomi dan pasar tenaga kerja, serta harus dilihat sebagai komitmen untuk tidak tertinggal. Keputusan kebijakan tersebut menuai perbedaan pendapat dari Gubernur Fed Michelle Bowman, yang hanya mendukung pemotongan seperempat poin persentase.
Suku bunga acuan akan turun
Para pembuat kebijakan The Fed memperkirakan suku bunga acuan bank sentral akan turun setengah poin persentase lagi pada akhir tahun ini, satu poin persentase penuh lagi pada 2025, dan setengah poin persentase terakhir pada 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75 persen hingga 3,00 persen.
|Baca juga: Efek Hasil FOMC Berpotensi Bikin Pasar Kripto Bergejolak
|Baca juga: LSP Perasuransian Syariah Bidik Optimalisasi di 3 Sertifikasi Ini
Titik akhir mencerminkan sedikit peningkatan, dari 2,8 menjadi 2,9 persen, dalam suku bunga dana federal jangka panjang, yang dianggap sebagai sikap ‘netral’ yang tidak mendorong maupun menghambat aktivitas ekonomi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News