1
1

3 Langkah yang Wajib Kamu Terapkan untuk Tekan Peretasan Data Pribadi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan pengguna internet di Indonesia sepanjang 2024 telah mencapai lebih dari 221 juta orang, atau setara 79,5 persen dari total populasi. Ini menunjukkan betapa eratnya aktivitas sehari-hari kita dengan teknologi digital.

Tak ditampik, masyarakat Indonesia kini makin terkoneksi dengan dunia digital. Namun, bersamaan dengan kemudahan yang ditawarkan, kehadiran dunia digital juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal keamanan data pribadi.

|Baca juga: Ingin Klien Terpikat Sejak Awal Meeting? Begini 6 Siasat yang Harus Kamu Kuasai!

|Baca juga: Pengertian Dana Darurat dan 4 Cara Membangunnya

Banyak kasus peretasan bermula dari jejak digital yang tidak disadari, seperti informasi pribadi yang diunggah ke media sosial atau data yang diisi di situs-situs tertentu. Data seperti nama, alamat, nomor telepon, email, informasi rekening, hingga data kesehatan punya nilai tinggi dan perlu dikelola dengan bijak agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Melansir laman resmi Prudential, Sabtu, 26 April 2025, supaya transaksi digital kamu tetap aman, yuk mulai biasakan tiga langkah berikut:

Hindari penggunaan kata sandi (password) yang mudah ditebak

Banyak orang masih menggunakan kata sandi yang gampang ditebak, seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan. Padahal, pola ini sangat rawan dibobol. Selain itu, menggunakan satu kata sandi untuk semua akun juga bisa jadi pintu masuk lebar bagi peretas untuk membobol seluruh akun kamu sekaligus.

Mulai sekarang, usahakan membuat kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun. Rutin menggantinya secara berkala juga bisa jadi langkah pencegahan ekstra. Jangan lupa menghapus riwayat penjelajahan dan selalu log out dari perangkat umum setelah selesai digunakan.

Tingkatkan kewaspadaan diri terhadap peretasan

Tak peduli seberapa canggih sistem keamanan perangkat yang dipakai, semuanya akan percuma kalau lengah. Salah satu bentuk kewaspadaan paling penting adalah saat menerima email atau pesan dari sumber yang mencurigakan, bisa jadi itu jebakan. Biasanya mereka menyamar dengan nama domain palsu yang mirip dengan asli, seperti goole.com alih-alih google.com.

Hindari mengisi informasi pribadi saat terhubung ke Wi-Fi publik, terutama untuk keperluan penting seperti transaksi finansial atau perubahan data. Jangan sembarangan memberikan data ke pihak yang tidak jelas tujuannya.

|Baca juga: AM Best: Tantangan Ketidakpastian Tarif Trump Berdampak Negatif bagi Asuransi

|Baca juga: Jangan Minder, Begini Caranya Dilirik HRD Meski Belum Punya Pengalaman Kerja!

Kalau kamu mendaftar di website atau aplikasi, luangkan waktu untuk membaca privacy notice, terms and conditions, dan kebijakan data lainnya. Cek juga apakah ada pilihan consent yang bisa kamu kontrol sendiri, misalnya, untuk penggunaan cookies atau pemasaran.

Selalu pastikan keamanan dari sistem verifikasi

Pastikan kamu mengakses tautan resmi dari penyedia layanan saat melakukan transaksi. Lihat apakah penyedia layanan tersebut punya sistem otorisasi dan autentikasi yang baik.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bos OJK Harap Pemberian Insentif Fiskal untuk AS Buat Asuransi Marine Cargo RI Tetap Tumbuh
Next Post OJK Akui Perang Tarif AS Berpotensi Tingkatkan Risiko Klaim Asuransi Kredit
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or