Media Asuransi, JAKARTA – Data terbaru dari PT Indonesia Digital Identity (VIDA) menunjukkan bahwa tantangan keamanan digital di Indonesia masih signifikan, dengan 67% konsumen melaporkan transaksi tidak sah dan 84% bisnis mengalami insiden keamanan terkait SMS OTP.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah menekankan pentingnya talenta digital dan infrastruktur yang mumpuni untuk mencapai kedaulatan AI. VIDA percaya bahwa infrastruktur yang kuat juga mencakup sistem keamanan digital yang andal dan tepercaya.
|Baca juga: VIDA Ungkap Penipuan di Sektor Keuangan Indonesia Naik 1.550%
PT Indonesia Digital Identity (VIDA) adalah Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE)/ Certificate Authority (CA). Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur mengatakan, Kedaulatan AI tidak hanya tentang penguasaan teknologi, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem digital yang aman dan kondusif bagi inovasi.
|Baca juga:VIDA Sukses Dukung Superbank Akuisisi 2 Juta Nasabah dalam 4 Bulan
“Data yang kami himpun menunjukkan adanya kerentanan yang perlu kita atasi bersama. Solusi verifikasi identitas digital yang kuat adalah kunci untuk melindungi masyarakat dan bisnis dari ancaman siber, sekaligus membangun kepercayaan yang dibutuhkan untuk perkembangan AI yang berkelanjutan di Indonesia,” katanya, dalam keterangannya, Kamis, 24 April 2025. ”
VIDA secara aktif mendukung objektif pemerintah melalui penyediaan Infrastruktur Keamanan Digital: Solusi verifikasi identitas online dan tanda tangan elektronik VIDA Sign memperkuat lapisan keamanan dalam transaksi digital. Kemudian, melawan ancaman keamanan Berbasis AI: Teknologi deteksi penipuan VIDA membantu mencegah penyalahgunaan AI untuk tujuan kriminal. Serta, membangun kepercayaan dalam Ekosistem Digital: Dengan solusi yang aman dan terpercaya, VIDA berkontribusi pada terciptanya lingkungan digital yang kondusif bagi adopsi teknologi AI.
Editor: Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

