1
1

Ekspor April Mencapai US$19,62 miliar

Kegiatan di pelabuhan peti kemas tanjung priok. | Foto: JITC

Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai US$19,62 miliar, sedangkan nilai impor mencapai US$16,06 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia April 2024 mengalami surplus US$3,56 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$5,17 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,61 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa nilai ekspor Indonesia April 2024 mencapai US$19,62 miliar atau turun 12,97 persen dibanding ekspor Maret 2024. “Dibanding April 2023 nilai ekspor naik sebesar 1,72 persen,” katanya dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 15 Mei 2024.

BPS mencatat, ekspor nonmigas April 2024 mencapai US$18,27 miliar, turun 14,06 persen dibanding Maret 2024. Sementara itu nilainya naik 1,33 persen jika dibanding ekspor nonmigas April 2023.

Menurut Pudji, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–April 2024 mencapai US$81,92 miliar atau turun 5,12 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$76,67 miliar atau turun 5,43 persen.

|Baca juga: Ekspor Indonesia Maret 2024 Sebesar US$22,43 Miliar

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar April 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Maret 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$478,9 juta (34,88 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$210,6 juta (45,85 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–April 2024 turun 1,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 17,22 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 6,90 persen.

Di sisi lain, ekspor nonmigas April 2024 terbesar adalah ke China yaitu US$4,28 miliar, disusul India US$1,81 miliar, dan Amerika Serikat US$1,75 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,35 miliar dan US$1,24 miliar.

Sedangkan menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–April 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$11,64 miliar (14,21 persen), diikuti Kalimantan Timur US$8,38 miliar (10,23 persen) dan Jawa Timur US$8,22 miliar (10,04 persen).

Pudji juga menjelaskan bahwa nilai impor Indonesia April 2024 mencapai US$16,06 miliar, turun 10,60 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 4,62 persen dibandingkan April 2023. Impor migas April 2024 senilai US$2,96 miliar, turun 11,01 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 0,18 persen dibandingkan April 2023.

|Baca juga: LPEI Dorong 104 Eksportir Indonesia Tampil di Panggung Dunia

“Impor nonmigas April 2024 senilai US$13,10 miliar, turun 10,51 persen dibandingkan Maret 2024 atau naik 5,68 persen dibandingkan April 2023,” kata Pudji.

Ditambahkan bahwa dari sepuluh golongan barang utama nonmigas April 2024, mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami penurunan terbesar senilai US$388,9 juta (17,07 persen) dibandingkan Maret 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah gula dan kembang gula US$139,2 juta (48,64 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–April 2024 adalah China sebesar US$20,77 miliar (35,22 persen), Jepang US$4,26 miliar (7,23 persen), dan Thailand US$3,27 miliar (5,55 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$10,46 miliar (17,74 persen) dan Uni Eropa US$3,64 miliar (6,16 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–April 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$439,0 juta (0,84 persen). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$768,4 juta (12,55 persen) dan US$325,2 juta (2,76 persen).

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pengamat: Ada Dampak terhadap Industri Asuransi dari Penerapan KRIS di BPJS Kesehatan
Next Post OJK Mendorong Pengembangan Profesi Internal Audit di Indonesia
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or