Media Asuransi, JAKARTA – Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan agar antara elemen pemerintah bersama dengan lembaga masyarakat untuk berkolaborasi penuh membangun sekaligus menguatkan kebudayaan. Hal itu termasuk jalur rempah yang dimiliki Indonesia.
Memanfaatkan dana abadi kebudayaan, menurutnya, perlu diupayakan agar maksimal dalam implementasinya. “Orang mengenal coklat itu Belgia. Padahal coklatnya dari Sulawesi Barat. Kita termakan branding orang, bukan branding kita sendiri,” tutur Ledia dikutip dari laman resmi DPR, Senin, 8 Januari 2024.
|Baca: IHSG Sore Berakhir di Area Merah, 348 Saham Ambruk
“Nah, Indonesia ini punya dana abadi kebudayaan. Nah, (membangun jalur rempah Indonesia) itu bisa dialokasikan dalam konteks besar. Jangan sporadis, justru harus besar dalam proses ini,” tambah Ledia.
Ledia berharap dana abadi kebudayaan tersebut bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ia tidak ingin harapan tersebut kandas akibat terkendala anggaran yang terbatas.
Perlu diketahui, Kemendikbudristek mengupayakan agar dana abadi kebudayaan (dana Indonesiana) di 2024 mencapai Rp7 triliun. Rencananya anggaran tersebut dialokasikan untuk mendukung pengembangan dan kemajuan kebudayaan daerah di Indonesia.
Jika jalur rempah terwujud, ia memprediksi, tidak hanya sektor pariwisata yang mengalami perubahan yang lebih baik, namun juga sektor pertanian, perdagangan, dan kesehatan. Dirinya menegaskan kolaborasi harus menjadi semangat bersama. Melibatkan sejumlah kementerian, ia ingin mengakselerasi upaya supaya jalur rempah yang dimiliki Indonesia bisa hidup kembali.
“Bicara jalur rempah itu harus melibatkan Kementerian Kesehatan, perdagangan, dan pertanian. Supaya ini ditingkatkan kualitas dibuatkan ekspor. Dihidupkan kembali, ya. Orang Indonesia luar biasa. Kita punya cengkeh pala, dan kemiri di mana tempat lain tidak ada. Itu yang harusnya bisa dikuatkan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News