1
1

Peluang Cuan Bagi Investor dari Upaya Atasi Perubahan Iklim

Investment Specialist MAMI, Dimas Ardhinugraha. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya di muka bumi.  Oleh karena itu, pada tahun 2015, para delegasi dari 195 negara anggota PBB ikut menandatangani Paris Agreement.

Ini merupakan sebuah kesepakatan untuk menanggulangi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. Targetnya ialah net zero emission di tahun 2050, sehingga seluruh emisi karbon dari aktivitas manusia dapat terserap oleh bumi melalui ekosistem yang ada di hutan dan laut. Terkait hal tersebut, apa yang bisa dilakukan oleh investor?

Aktivitas yang kita lakukan saat ini akan menentukan tingkat risiko perubahan iklim di dunia. Menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, investor memiliki peranan penting dalam mengatasi perubahan iklim. “Karena industri yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar,” katanya dalam keterangan resmi Senin, 8 Januari 2024.

Untuk mencapai target Paris Agreement, tantangannya adalah menurunkan emisi karbon global sebesar 2,7 persen per tahun. Untuk itu, dibutuhkan investasi sebesar lebih dari US$6,9 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan, agar mencapai tujuan Paris Agreement di tahun 2050.

|Baca juga: Investor Disarankan Berhati-Hati dan Lakukan Profit Taking Jelang Akhir Tahun 2023

Tantangan lainnya yaitu mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil, karena sekitar 75 persen emisi gas rumah kaca global berasal dari bahan bakar fosil. Selain itu, tantangan yang perlu diatasi juga adalah memitigasi dampak dari perubahan iklim yang sudah terjadi seperti kenaikan permukaan air laut yang mengakibatkan banjir, salinisasi air tawar, gangguan ekologi, dan lain-lain.

Serta meningkatkan produksi dan kualitas pangan dunia yang semakin menurun. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan inovasi dan pengembangan teknologi.

Untuk menciptakan bumi yang lebih sehat, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor harus melakukan peralihan/pengembangan teknologi, dan ini membutuhkan dana yang besar.  Sementara itu, investor bisa ikut mendukung inisiatif ini dengan membantu pendanaan melalui berinvestasi pada reksa dana berbasis ESG (environmental, social, governance). Ini bisa menjadi peluang yang menarik bagi investor.

Reksa dana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek (saham dan/atau obligasi) berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya. Kriteria dari sisi lingkungan, reksa dana tersebut memperhatikan dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan.

Dari aspek sosial, yang diperhatikan adalah hubungan perusahaan dengan para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat. Sedangkan tata kelola yang baik meliputi manajemen perusahaan yang efektif.

|Baca juga: MAMI Perkirakan Penguatan Pasar Saham Indonesia akan Berlanjut di 2024

Menurut Dimas, bagi investor yang memiliki kepedulian untuk mengatasi perubahan iklim dan ingin mengambil peran dalam membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, berinvestasi di reksa dana ESG tentunya dapat membantu menyelaraskan antara tujuan finansial dengan nilai-nilai pribadinya.

“Kami percaya integrasi analisa ESG akan memberi nilai tambah bagi portofolio untuk mengidentifikasi risiko dan peluang sehingga dapat mendukung kinerja jangka panjang,” jelasnya.

Dia tambahkan, integrasi analisa ESG dapat mengidentifikasi risiko yang timbul dari perspektif lingkungan, sosial, dan tata kelola terhadap bisnis perusahaan sehingga menjadi faktor pertimbangan dalam keputusan investasi. Analisa ESG juga dapat mengidentifikasi kapabilitas perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan dunia sehingga keberlanjutan perusahaan tetap terjaga di tengah kondisi dunia yang dinamis.

Data investasi terbaru dari BloombergNEF pada laporan Renewable Energy Investment Tracker menunjukkan investasi baru secara global dalam energi terbarukan melonjak menjadi US$358 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2023. Terjadi peningkatan sebesar 22 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, dengan tenaga surya menjadi pendorong utama hasil yang luar biasa pada semester pertama ini.

“Oleh karena itu, kami mendukung investor untuk memanfaatkan peluang investasi pada reksa dana ESG sambil membantu mengatasi perubahan iklim global,” kata Investment Specialist MAMI, Dimas Ardhinugraha.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pemerintah dan Masyarakat Harus Berkolaborasi Perkuat Jalur Rempah Indonesia
Next Post Listing Besok, Berikut Profil Adhi Kartiko (NICE)

Member Login

or