Media Asuransi, JAKARTA – Bulan suci Ramadan tidak hanya saat tepat untuk makin tekun beribadah dan beramal. Akan tetapi juga momen penting untuk merefleksikan kondisi keuangan pribadi dan merencanakan masa depan secara bijak.
Meskipun Ramadan identik dengan pengeluaran untuk kegiatan keagamaan seperti zakat, infak, dan berbagi dengan sesama, namun bulan ini tetap bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai dan melanjutkan investasi.
Head of IPOT Fund Dody Mardiansyah menyebutkan Ramadan adalah kesempatan yang baik untuk refleksi finansial dan perencanaan keuangan yang lebih bijak. “Meski kondisi ekonomi sedang lesu, namun investasi tetap penting dilakukan demi menjaga kesehatan keuangan jangka panjang,” jelasnya, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 15 Maret 2025.
|Baca juga: Jangan Lagi Khawatir, Ini 5 Kebiasaan Mudah untuk Bantu Keuangan Rumah Tangga Tetap Stabil!
|Baca juga: Kamu Mau Cerdas Berinvestasi Sejak Dini? Coba Baca Informasi Berikut Ini!
Di tengah peningkatan pengeluaran selama Ramadan, dirinya pun memberikan tiga tips yang bisa membantu untuk tetap bisa berinvestasi dengan bijak yakni:
1. Tidak lapar mata
Selama Ramadan, banyak orang gampang tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan, terutama dengan adanya promo besar atau penawaran khusus yang ditawarkan oleh berbagai toko dan platform online. Godaan ini sering kali mengarah pada pengeluaran yang berlebihan dan bisa merugikan keuangan.
“Untuk itu, disiplin diri menjadi kunci penting dalam mengelola keuangan selama bulan suci ini,” ucapnya.
Dody mengingatkan untuk menghindari membeli barang hanya karena diskon atau tren yang sedang berkembang dan fokus pada pengeluaran yang benar-benar dibutuhkan, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun ibadah. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi godaan ini adalah dengan membuat anggaran pengeluaran yang jelas dan terstruktur.
2. Kurangi makan di luar
Mengurangi makan di luar selama Ramadan dapat menjadi langkah efektif untuk berhemat. Dengan memasak sahur dan berbuka di rumah, siapa pun tidak hanya menghemat uang, tetapi juga bisa mengontrol jenis makanan yang dikonsumsi. Bagi yang beraktivitas di luar, membawa bekal sahur atau berbuka juga bisa menjadi alternatif yang praktis dan lebih hemat.
|Baca juga: Tren Keterwakilan Perempuan di Posisi Level Manajemen Senior di Indonesia Turun
|Baca juga: Ingin Karier Mencapai Puncak? Berikut Tips Meraihnya
Dengan cara ini siapa pun dapat menghindari godaan untuk membeli makanan di luar yang sering kali lebih mahal dan kurang sehat. “Dengan berhemat, dana yang seharusnya digunakan untuk konsumsi bisa dialokasikan untuk menabung, berinvestasi, atau bahkan bersedekah,” ucapnya.
3. Mulai dengan modal kecil
Investasi dengan modal kecil, seperti reksa dana, merupakan langkah awal yang bijak, terutama bagi pemula yang ingin terjun ke dunia investasi tanpa harus terbebani oleh modal besar. Dengan modal mulai dari Rp100 ribu saja siapa pun sudah bisa mulai berinvestasi di reksa dana yang memberikan potensi imbal hasil yang stabil dengan risiko yang relatif rendah.
|Baca juga: Bos BRI Borong Saham BBRI Senilai Rp772,46 Juta, Ternyata Ini Tujuannya!
|Baca juga: Gen Z Diyakini Akan Mendongkrak Pertumbuhan Premi Unitlink
Reksa dana sangat cocok bagi pemula karena tidak memerlukan pengetahuan mendalam tentang pasar modal dan bisa belajar secara bertahap sambil melihat bagaimana investasi berkembang. “Dengan cara ini investor pemula dapat mulai berinvestasi dengan modal kecil, sambil menjaga keseimbangan keuangan yang sehat,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News