Media Asuransi, GLOBAL – Indeks Dow Jones dan S&P 500 meroket ke rekor baru pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi di balik kenaikan saham teknologi saat pasar memantau badai besar Amerika Serikat (AS) dan mencerna risalah Federal Reserve.
Mengutip The Business Times, Kamis, 10 Oktober 2024, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 1,0 persen menjadi 42.512,00, melampaui rekor dari akhir September. Indeks S&P 500 berbasis luas naik 0,7 persen menjadi 5.792,04, juga rekor. Sementara Komposit Nasdaq yang kaya teknologi naik 0,6 persen menjadi 18.291,62.
|Baca juga: AAUI Siap Gelar Indonesia Rendezvous 2024 di Bali, Ini Rangkaiannya!
|Baca juga: Bos Asuransi KitaBisa Sebut Asuransi Bukan Hanya tentang Risiko Finansial, Lalu Apa?
Nama-nama teknologi besar seperti Apple dan Amazon naik lebih dari satu persen dalam sebuah langkah yang oleh para analis dicirikan sebagai kenaikan ‘beli saat harga sedang turun’ setelah melemah dalam beberapa sesi terakhir.
Risalah Fed menunjukkan kelompok pembuat kebijakan yang terbagi, yang memungkiri suara sepihak bulan lalu untuk pemotongan suku bunga yang besar. Sedangkan penduduk Florida melarikan diri -atau menentang peringatan dan mencoba berlindung- di jam-jam terakhir sebelum Badai Milton, badai Kategori 4 yang mematikan.
Dolar AS menguat
Di sisi lain, dolar Selandia Baru merosot pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah bank sentral negara itu memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Sementara dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang dan mencapai titik tertinggi baru hampir dua bulan terhadap sekeranjang mata uang lainnya.
Kiwi jatuh 0,9 persen terhadap dolar menjadi US$0,6079 dan mencapai titik terendah dalam hampir dua bulan setelah langkah Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) yang disertai dengan pesan dovish yang jelas yang menunjukkan lebih banyak pemangkasan suku bunga akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
|Baca juga: Siasat Asuransi KitaBisa Keruk Cuan dari Potensi Besar Bisnis Asuransi Syariah di Indonesia
|Baca juga: CIMB Niaga Syariah Gelar Haya Festival 2024, Dukung Ekosistem Syariah untuk Semua
Lebih lanjut, investor juga akan mencermati rilis notulen rapat Federal Reserve di September, yang akan dirilis hari ini, yang akan menunjukkan diskusi tentang apa yang pada saat itu tampak sebagai pasar tenaga kerja yang memburuk. Rapat tersebut berakhir dengan semua kecuali satu pembuat kebijakan yang menyetujui pemotongan suku bunga 50 basis poin.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tarif Asuransi Komersial di Asia Ambruk di Kuartal I/2025, Ini Biang Keladinya!
Senin, 28 April 2025Asuransi Mobil di Dunia Dihantui Kenaikan Klaim, Swiss Re Beri Peringatan Ini!
Senin, 28 April 2025
