Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Issuer Default Rating (IDR) Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Lokal PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) serta peringkat senior tanpa jaminan mata uang asing di ‘BBB’. Outlook terhadap IDR adalah Stabil.
“Peringkat Telkom masih dibatasi oleh peringkat pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) karena kedekatannya dan tidak adanya pembatasan yang membatasi arus kas dan aset dari Telkom ke pemerintah, sebagaimana dinilai berdasarkan Peringkat Entitas Terkait Pemerintah (GRE) Fitch Kriteria,” tulis Fitch dalam keterangan resminya yang dikutip Sabtu, 21 Oktober 2023.
Profil Kredit Standalone (SCP) Telkom di ‘a-‘ mencerminkan posisi pasar yang dominan di segmen telepon tetap dan seluler serta profil keuangan yang konservatif. Fitch menganalisis Telkom dengan melakukan konsolidasi secara proporsional PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berdasarkan kepemilikan transaksi pasca-IndiHome sebesar 69,9%, untuk mencerminkan kepemilikan Singapore Telecommunications Limited (Singtel, A/Positif) sebesar 30,1% di Telkomsel.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Menguji Strategi ‘Five Bold Moves’ Telkom Indonesia (TLKM)
Outlook Stabil mencerminkan ruang pemeringkatan yang besar pada peringkat saat ini, didukung oleh leverage Telkom yang rendah dan perolehan kas yang kuat meskipun terdapat perkiraan peningkatan belanja modal dan pertumbuhan pendapatan yang lambat. Kami memperkirakan EBITDA net leverage Telkom, secara konsolidasi proporsional, akan tetap pada 0,2x-0,4x (2022: 0,3x). Arus kas bebas (FCF) kemungkinan besar akan negatif karena belanja modal yang lebih tinggi pada spektrum 5G dalam dua hingga tiga tahun ke depan dan dividen yang dibayarkan kepada pemerintah. Namun, hal ini akan diimbangi oleh leverage Telkom yang rendah dan perolehan kas operasional yang kuat.
“Kami yakin Telkom Group akan mempertahankan kepemimpinan pasarnya di layanan tetap dan seluler meskipun meningkatnya persaingan di pasar seluler di luar Pulau Jawa dan pasar fixed broadband. Pangsa pasar pendapatan Telkom pada bisnis telepon tetap dan seluler masing-masing sekitar 75% dan 50% pada semester I/2023.”
Pangsa pendapatan pasar seluler Telkom akan terus menurun secara bertahap karena menurunnya pendapatan layanan suara, SMS, dan telepon tetap, yang masih menyumbang 10% terhadap pendapatan Telkom. Perusahaan ini kemungkinan akan tetap dominan di pasar fixed broadband, didukung oleh jangkauan jaringan fiber IndiHome yang tak tertandingi dan peningkatan daya saing setelah integrasi IndiHome dan Telkomsel.
Telkom akan mempertahankan kepemimpinan infrastruktur dalam peluncuran 5G karena skalanya yang lebih besar dan arus kas yang lebih kuat memungkinkannya melakukan investasi jaringan atau pembelian spektrum yang lebih besar dibandingkan pesaingnya.
|Baca juga: Volta Gandeng Telkomsel untuk Perkuat Penerapan IoT pada Motor Listrik
Fitch memperkirakan layanan fiber to the home (FTTH) Telkom, IndiHome, akan tetap menjadi jaringan fixed broadband fiber terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 25 juta home pass. Pesaing terdekatnya, yang merupakan kerjasama antara PT XL Axiata Tbk (XL, BBB/AAA(idn)/Negatif) dan Link Net, berencana memperluas jaringan FTTH menjadi 12,5 juta home pass dari saat ini sebanyak 4,5 juta dalam lima tahun ke depan.
Telkom telah menggelar base transceiver station 4G dalam jumlah terbesar di Indonesia dengan jaringan 4G-nya mencakup 95% wilayah berpenduduk. Kepemilikan spektrumnya sebesar 155MHz pada frekuensi 800MHz hingga 2,3GHz merupakan yang terbesar di antara perusahaan telekomunikasi di Indonesia dan kami berharap Telkom dapat mempertahankan keunggulan dalam kepemilikan spektrum setelah lelang spektrum 5G mendatang.
Fitch memperkirakan tidak ada dampak material terhadap profil keuangan Telkom dari spin-off segmen konsumen IndiHome. Hilangnya kepemilikan penuh atas pendapatan bisnis konsumen IndiHome diimbangi dengan peningkatan kepemilikan Telkom di Telkomsel dan suntikan ekuitas baru sebesar Rp2,7 triliun dari Singtel ke Telkomsel, yang memperkuat neraca Telkomsel yang sudah kuat. Pendapatan IndiHome kemungkinan akan tumbuh sebesar satu digit, lebih cepat dibandingkan grup lainnya.
Fitch memperkirakan intensitas belanja modal akan meningkat menjadi 27%-28% pada tahun 2024-2025 karena pembelian spektrum 5G. Fitch belum memperhitungkan potensi insentif yang mungkin diberikan pemerintah Indonesia kepada perusahaan telekomunikasi untuk menerapkan jaringan 5G. Fitch memperkirakan lelang spektrum 700MHz akan ditunda hingga awal tahun 2024 dan mengasumsikan Telkom akan mengakuisisi bandwidth 40MHz dari spektrum 700MHz senilai Rp4,9 triliun dan bandwidth 100MHz di 3,5GHz senilai Rp3 triliun. “Negara ini selangkah lebih dekat menuju lelang spektrum 700MHz dengan selesainya penghentian TV analog.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News