Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terlihat bergerak di area hijau dan diharapkan bisa terus merekah. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau menguat ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.675 per US$.
IHSG Kamis, 15 Agustus 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.435 dan tak lama menguat ke 7.439. Posisi tertinggi di 7.460 dan terendah di 7.434. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 2,7 miliar lembar saham senilai Rp1,5 triliun. Sebanyak 219 saham menguat, 188 saham melemah, dan 218 saham stagnan.
|Baca juga: MAMI: Pasar Global Bersiap Memasuki Era Baru Pemangkasan Suku Bunga
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp15.629 per US$ dengan year to date return 1,58 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.608 per US$ hingga Rp15.680 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.607 per US$.
Wall Street menguat tipis
Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat tipis pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Para pedagang bereaksi terhadap bukti meredanya inflasi konsumen yang menjadi tanda positif bagi Federal Reserve saat mempertimbangkan pemotongan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,6 persen menjadi 40.008,39. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,4 persen menjadi 5.455 dan Nasdaq melonjak kurang dari 0,1 persen menjadi 17.192,60.
|Baca juga: Hasil Investasi Asuransi Jiwa Turun Tajam, OJK Ungkap Sejumlah Biang Keladinya!
Sedangkan dolar Amerika Serikat (US$) memangkas kerugian terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi setelah data indeks harga konsumen menunjukkan inflasi mereda dan tidak banyak mendukung ekspektasi penurunan suku bunga yang besar.
Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap enam mata uang utama, berada di 102,59, turun 0,04 persen. Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang menjelang data inflasi AS. Dolar melemah pada Selasa usai data menunjukkan harga produsen AS meningkat kurang dari yang diharapkan pada Juli, yang menunjukkan tekanan inflasi yang moderat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News