1
1

IHSG dan Rupiah Kompak Pamer Kemenangan di Perdagangan Sore

Ilustrasi. | Foto: Indonesia.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis terpantau merekah. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terlihat menguat tipis ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp16.194 per US$.

IHSG Kamis, 18 April 2024, perdagangan sore berakhir di 7.166, menguat 35 poin atau setara 0,50 persen. Level tertinggi di 7.180 dan terendah di 7.135. Volume perdagangan hari ini tercatat 17 miliar lembar saham senilai Rp13 triliun. Sebanyak 240 saham menguat, 335 saham melemah, dan 208 saham stagnan.

|Baca: Harga Emas Tertekan, Analis: Akibat Konflik Iran dan Israel!

Sementara itu, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke Rp16.179 per US$, naik 41 poin atau setara 0,25 persen dengan year to date return 5,07 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.155 hingga Rp16.194 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.116 per US$.

Wall Street melemah

Di sisi lain, indeks utama Wall Street melemah dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pelemahan itu dengan saham-saham cip termasuk di antara saham-saham yang mengalami penurunan terbesar.

Pada pukul 11.30 ET, Dow Jones Industrial Average turun 139,48 poin atau 0,37 persen menjadi 37,659. Sedangkan indeks S&P 500 turun 20,54 poin atau 0,41 persen menjadi 5.030. Kemudian Nasdaq Composite turun 93,75 poin atau 0,59 persen menjadi 15.771.

Sedangkan dolar AS melemah tetapi mendekati level tertinggi dalam 5½ bulan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena pejabat Federal Reserve menegaskan kembali siklus penurunan suku bunga ditunda sambil menunggu data ekonomi baru.

Data terbaru menunjukkan bahwa perekonomian AS berada pada jalur yang berbeda dibandingkan dengan perkiraan The Fed, sehingga menyebabkan investor mengurangi perkiraan mereka terhadap penurunan suku bunga di masa depan. Sementara itu, risiko meluasnya konflik Timur Tengah menambah daya tarik jangka pendek dolar sebagai aset safe-haven.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Indonesia-China Sepakat Kerja Sama Ekonomi Bilateral dan Tekan Eskalasi di Timur Tengah
Next Post Industri Asuransi Wajib Punya Strategi Antisipasi Pencabutan Kebijakan Restrukturisasi Kredit

Member Login

or