Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama mencatat kinerja pasar SBN tercatat mengalami penurunan sebesar -0,16% sepanjang pekan lalu. Sementara itu, kinerja pasar Obligasi Korporasi tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,09%, dimana kelompok rating AA mencatatkan kenaikan paling tinggi sebesar 0,44%.
Data Weekly Update Bond Market dari Infovesta Utama, dikutip, Selasa, 1 Oktober 2024, menunjukkan investor asing mencatatkan aksi net buy di pasar SBN domestik sebesar Rp9,68 triliun dalam sepekan per 26 September.
“AS melaporkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 sebesar 3%, tidak berubah dari rilis awal namun kuartal sebelumnya direvisi naik menjadi 1,6% dan tahun 2023 juga direvisi naik jadi 2,9% dari 2,5%.”
Seiring dengan itu, AS juga melaporkan data tunjangan pengangguran mingguan yang mengalami penurunan sebesar 4.000 ke level 218.000 atau di bawah perkiraan di level 225.000.
|Baca juga: Modal Asing Masuk, Yield SBN Kembali Turun
Dari domestik, Pemerintah bersama DPR telah mengesahkan APBN Tahun 2025, dimana defisit ditetapkan sebesar 2,53% dari PDB atau secara nominal sebesar Rp616,2 triliun atau naik dari outlook APBN 2024 di Rp522,8 triliun.
Lebih lanjut, Infovesta mencatat yield SBN benchmark bergerak flat cenderung naik pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor 15 tahun (FR0098) mencatatkan kenaikan yield plaing tinggi sebesar 20 bps, disusul kelompok tenor 20 tahun (FR0097) dan kelompok tenor 10 tahun (FR0100) yang naik sebesar 7 dan 1 bps.
|Baca juga: Mirae Asset Sekuritas Prediksi SBN Bakal Terus Cuan Dalam Waktu Dekat
Sementara itu, kelompok tenor 5 tahun (FR0101) tercatat bergerak flat pada pekan lalu. Pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun mengalami kenaikan ke level 3,8% atau tertinggi dalam sebulan terakhir, di tengah rilis data ekonomi yang masih cukup solid dan kekhawatiran potensi kenaikan inflasi kembali pasca pemangkasan suku bunga The Fed yang agresif.
“Kenaikan yield obligasi pemerintah AS juga didorong oleh hasil lelang yang menunjukkan lemahnya permintaan, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian menjelang pemilu.”
Total nilai transaksi di pasar SBN tercatat mengalami penurunan sebesar Rp26,53 triliun atau -18,52% pada pekan lalu. Tercatat kelompok tenor menengah (5-15 tahun) mencatatkan penurunan nilai transaksi paling besar sebanyak Rp31,96 triliun, sementara kelompok tenor panjang (> 15 tahun) mencatatkan kenaikan sebesar Rp4,15 triliun, dan kelompok tenor pendek (< 5 tahun) tercatat naik sebesar Rp1,28 triliun.
|Baca juga: Bos DBS Sebut Obligasi Lebih Cuan dari Saham, Ini Alasannya!
Hasil lelang SBSN pada pekan lalu tercatat terjadi kenaikan permintaan dari investor dimana tercatat penawaran yang masuk sebesar Rp32,34 triliun dari Rp21,27 triliun, sementara pemerintah hanya memenangkan total senilai Rp10 triliun. Seri PBS038 tercatat menjadi yang paling banyak dimenangkan.
Di pasar obligasi korporasi, total nilai transaksi tercatat mengalami kenaikan pada pekan lalu sebesar Rp1,89 triliun atau 39,23%. Tercatat kelompok rating A mengalami kenaikan nilai transaksi paling tinggi sebesar Rp1,97 triliun, disusul kelompok rating AA yang naik sebesar Rp0,83 triliun, dan kelompok rating BBB yang naik sebesar Rp0,20 triliun, sementara kelompok rating AAA mencatatkan penurunan sebesar Rp1,11 triliun.
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) segera menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap IV Tahun 2024 dengan nilai Rp2 triliun bagi para investor. Tenor dan tingkat kupon yang ditawarkan berkisar 1 hingga 5 tahun dan 6,45% hingga 6,80%.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News