1
1

Rencana Emisi Obligasi Rp5 Triliun Adhi Karya Diganjar Peringkat idA-

Anak usaha ADHI di lini bisnis ini adalah ADHI Persada Gedung. | Foto: adhi.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA- atas rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan penerbitan maksimum senilai Rp5 triliun.

ADHI bermaksud menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan kembali utang jatuh tempo dan modal kerja. Di saat yang sama, Pefindo menegaskan peringkat idA- untuk ADHI, Obligasi Berkelanjutan II, dan Obligasi Berkelanjutan III. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah stabil.

“Peringkat ADHI mencerminkan pandangan kami mengenai peran penting ADHI bagi pemerintah, posisi pasar ADHI yang kuat, keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara, dan sinergi yang kuat dengan anak perusahaan yang akan mendukung pada stabilitas margin,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 11 Juli 2024.

Namun, peringkat dibatasi oleh leverage yang tinggi dan proteksi arus kas yang lemah, risiko eksekusi terkait dengan pertumbuhan order book, serta lingkungan bisnis yang volatile di sektor konstruksi.

|Baca juga: Adhi Karya Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun untuk Refinancing

Peringkat dapat dinaikkan jika ADHI dapat mempertahankan kebijakan terhadap proyek investasi yang disiplin yang didukung oleh order book yang kuat dan dapat dieksekusi dengan baik serta diikuti dengan perbaikan metrik kredit secara berkelanjutan.

“Kami dapat menurunkan peringkat jika ADHI menambah utang secara signifikan dari yang diproyeksikan akibat dari kebijakan yang lebih agresif terhadap investasi atau eksekusi yang lebih lemah dari yang diproyeksikan atas order book-nya, sehingga leverage menjadi lebih tinggi dan rasio cakupan bunga melemah secara berkelanjutan.”

Pefindo juga dapat menurunkan peringkat jika kami meyakini akses terhadap pendanaan memburuk yang dapat berdampak pada kapasitas ADHI untuk membayar utangnya.

Menurut Pefindo, tekanan terhadap peringkat juga dapat terjadi jika terdapat bukti melemahnya dukungan dari pemerintah kepada ADHI yang tercermin dari divestasi saham yang material dan penurunan tingkat pengendalian, atau terbatasnya indikasi akan adanya dukungan luar biasa dari pemerintah saat ADHI menghadapi tekanan keuangan.

ADHI didirikan pada tahun 1960 dan merupakan perusahaan kontraktor milik negara yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Bisnis ADHI diklasifikasikan menjadi empat segmen utama: konstruksi; engineering procurement and construction (EPC); properti dan realti; dan infrastruktur investasi. Per 31 Desember 2023, pemerintah Indonesia memiliki 64,3% saham di ADHI dan sisanya dimiliki publik.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Produk Tradisional Masih Mendominasi Komposisi Premi Asuransi Jiwa
Next Post KAI Sosialisasikan Keselamatan di Pelintasan Sebidang

Member Login

or