1
1

Wall Street Suram saat Timur Tengah Membara, Dolar AS Perkasa

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street merosot pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), memperpanjang minggu yang suram. Hal itu terjadi karena pasar menilai ketegangan di Timur Tengah dan menunggu data pekerjaan utama AS.

Mengutip The Business Times, Jumat, 4 Oktober 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4 persen menjadi 42.011,59. Sedangkan indeks S&P 500 yang berbasis luas turun 0,2 persen menjadi 5.699,94. Kemudian Komposit Nasdaq yang kaya teknologi turun kurang dari 0,04 persen menjadi 17.918,48.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?

|Baca juga: 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik di 2024

Harga minyak melonjak setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa ia sedang membahas kemungkinan serangan balasan Israel terhadap fasilitas minyak Iran. Langkah tersebut mengangkat ekuitas yang terkait dengan minyak bumi tetapi menekan pasar yang lebih luas.

“Ada banyak kekhawatiran bahwa konflik Iran-Israel akan meningkat. Jadi Anda memiliki sedikit faktor keraguan, tidak banyak keyakinan di pihak pembeli,” kata Analis Briefing.com Patrick O’Hare.

Dolar AS menguat

Di sisi lain, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena ekspektasi Federal Reserve AS tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga. Sementara pound sterling tertinggal dari mata uang negara maju lainnya setelah komentar dovish dari Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey.

Polling sterling mencapai titik terendah dalam dua minggu terhadap dolar setelah Bailey mengatakan bank sentral dapat menjadi ‘sedikit lebih aktif’ dalam pemangkasan suku bunga jika ada lebih banyak berita baik tentang inflasi.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kembalikan Izin Usaha, Begini Respons AAUI!

|Baca juga: MAIPARK Targetkan Ekuitas Rp2 Triliun di 2028

Yen mencapai titik terendah dalam lebih dari enam minggu terhadap dolar karena perdana menteri baru Jepang mengatakan, setelah pertemuan dengan gubernur bank sentral, bahwa negara itu tidak siap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap euro, yen, dan empat mata uang utama lainnya, naik 0,3 persen menjadi 101,91 pada pukul 09.56 GMT, setelah mencapai puncak tiga minggu di 101,920. Sedangkan Krona Swedia merosot setelah wakil gubernur Riksbank Per Jansson mengatakan pemotongan 50 basis poin akan dilakukan tahun ini.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Loyo, Indeks Dow Jones Turun Tajam
Next Post Peringkat Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Ditegaskan idAAA Prospek Stabil

Member Login

or