1
1

Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi 2017 Diperkirakan 5,0-5,4 persen

Bank Indonesia memperkirakan pelemahan ekonomi global masih berlangsung, diikuti harga komoditas yang masih rendah, dan aliran modal ke negara berkembang yang kembali turun. Momentum perbaikan ekonomi global yang semula diharapkan mulai terjadi pada tahun ini, masih belum tampak dan terlihat melemah di beberapa bagian. “Pertumbuhan ekonomi global 2016 kami perkirakan sekitar 3,0 persen, lebih rendah dari capaian 2015 sebesar 3,2 persen. Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi global, dalam perkembangannya sampai semester pertama 2016 masih belum solid. Pemulihan di Eropa dan Jepang juga belum kuat. Referendum Brexit yang membawa Inggris keluar dari zona ekonomi Eropa, bahkan berpotensi menurunkan prospek ekonomi Eropa dalam jangka menengah,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 di Jakarta, 22 November 2016.
Menurutnya, ekonomi global yang belum solid dan antisipasi kenaikan Fed Fund Rate pada gilirannya kembali berdampak pada masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Pelaku pasar masih terus diliputi ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate yang sampai November 2016 tetap dipertahankan pada level 0,25-0,50 persen. Belum lagi dampak ketidakpastian geopolitik, termasuk pemilu presiden di AS. Berbagai ketidakpastian tersebut kemudian berdampak pada menurunnya aliran modal ke negara berkembang dan diikuti volatilitas perpindahan dana global. “Berbagai dinamika ekonomi global tahun 2016 tersebut menurut pengamatan kami semakin memperkuat indikasi adanya permasalahan struktural di ekonomi global. Permasalahan yang dalam pandangan kami berkontribusi pada turunnya produktivitas ekonomi di banyak negara,” jelasnya.
Dari domestik, ekonomi Indonesia sampai dengan kuartal ketiga 2016 masih tumbuh 5,02 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian 2015. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 akan berada di sekitar lima persen, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan awal BI di penghujung tahun 2015, yaitu sekitar 5,2-5,6 persen. Sementara itu inflasi 2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,0-3,2 persen, lebih rendah dari capaian 2015 sebesar 3,4 persen. Inflasi yang rendah ini tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter dan koordinasi dengan Pemerintah untuk mengendalikan harga kelompok volatile food dan komoditas strategis.
Prospek kondisi ekonomi global yang belum akan pulih dan berbagai risiko lain yang mengikutinya di harga komoditas dan pasar keuangan, masih akan menjadi tantangan bagi perekonomian kita ke depan. “Pada tahun 2017, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,0-5,4 persen, dengan struktur perekonomian yang lebih banyak ditopang permintaan domestik. Sementara itu, inflasi akan berada dalam kisaran targetnya sebesar 4,0 plus-minus satu persen di tahun 2017,” tutur Gubernur BI.
Dengan prospek perekonomian tersebut, bank sentral memperkirakan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2017 dalam kisaran 9-11 persen, kredit dan pembiayaan perbankan dalam kisaran 10-12 persen. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat sejalan dengan intensifnya proyek-proyek infrastruktur, namun tetap pada level yang sehat di bawah tiga persen. “Dengan landasan tersebut, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada periode 2018-2021 akan berada dalam lintasan yang meningkat, hingga mencapai kisaran 5,9-6,3 persen pada 2021 dengan ditopang inflasi yang rendah. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diharapkan akan berada pada lintasan yang menurun dan tetap berada pada level yang sehat di bawah tiga persen. Kami berkeyakinan sinergi kebijakan dalam mempercepat transformasi ekonomi dapat membawa perekonomian tumbuh lebih sehat, berimbang, dan inklusif, serta berkelanjutan,” tandas Agus Martowardojo. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Chubb dan Chubb Life Selenggarakan Day of Service
Next Post Bisnis Asuransi Umum Tumbuh 8,7 persen di Q3 2017

Member Login

or