Media Asuransi, GLOBAL – Harga emas menguat, pada sesi Asia Kamis, 13 Maret 2025, di tengah ketidakpastian tarif impor AS. Kondisi ini membuat permintaan emas sebagai aset safe haven meningkat di saat dolar sedang melemah.
Angka inflasi Amerika yang lebih rendah dari perkiraan juga mendukung harga bullion yaitu menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve.
|Baca juga: Harga Emas Tertekan Beralihnya Minat Investor ke Aset Berisiko
Harga emas spot naik 0,11 persen menjadi US$2.937,92 per troy ons pada pukul 13.56 WIB, dan sempat menyentuh US$2.946 di pagi hari. Harga logam kuning diperkirakan akan tembus 3.000 per troy ons di pertengahan tahun ini.
Angka inflasi AS Februari yang keluar semalam menunjukkan adanya perlambatan ekonomi. Inflasi Februari dibandingkan Januari (Month on Month) di angka 0,2 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,5 persen. Secara tahunan, inflasi AS Februari sebesar 2,8 persen, lebih rendah daripada inflasi tahunan Januari 3,0 persen.
|Baca juga: Bank Emas Berpeluang Buat PDB RI Kecipratan Rp245 Triliun, Ini Kata Bos BRI!
S&P Global Rating dalam pernyataan terbarunya mengatakan tarif impor Amerika Serikat yang mengancam akan menyebabkan resesi ekonomi di negara tersebut. Ketidakpastian kebijakan tarif akibat pernyataan pemerintah AS yang terus berubah mendorong konsumen untuk mengurangi pengeluaran.
Presiden Trump mengancam akan menggandakan tarif impor ke Kanada dan Meksiko hingga sebesar 50 persen. Tarif 25 persen mulai berlaku Rabu kemarin. Namun beberapa jam kemudian ditangguhkan.
Langkah yang diambil presiden tersebut dilakukan setelah provinsi Ontario di Kanada menangguhkan biaya baru sebesar 25 persen atas listrik yang dikirimnya ke beberapa negara bagian utara di AS, beberapa jam setelah Trump mengancam akan menaikkan tarifnya secara tajam atas negara tersebut.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
OJK Meluncurkan OJK Infinity 2.0 untuk Dorong Inovasi Keuangan Digital
Kamis, 24 April 2025Risiko Penurunan Ekonomi Global Masih Tinggi, Sektor Keuangan Diminta Waspada
Kamis, 24 April 2025
