1
1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016 Sebesar 5,02 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 5,02 persen. Faktor utama pertumbuhan datang dari konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 5,01 persen yang artinya orang Indonesia masih cukup rajin untuk belanja. Konsumsi rumah tangga memiliki konstribusi paling besar terhadap ekonomi Indonesia, yaitu sekitar 60 persen. Hal ini disampaikan Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam jumpa pers yang berlangsung di Kantor Pusat BPS, Jakarta, 6 Februari 2017.
Data BPS menunjukkan porsi kedua terbesar kontribusi terhadap ekonomi Indonesia adalah Pembentuan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,4 persen. Dijelaskan bahwa belanja modal mengalami kontraksi 21,88 persen. Di sisi lain impor barang, mesin dan peralatan mengalami penurunan, demikian juga impor mesin dan pesawat mekanik. Impor tercatat tumbuh negatif 2,27 persen. Di sisi lain ekspor juga masih mengalami kontraksi karena turun 1,74 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2016 yang sebesar 5,02 persen, sedikit berada di bawah harapan. “Kita harapkan awalnya mendekati 5,1 persen, tetapi sekarang hanya 5,02 persen,” kata Darmin saat ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, 6 Februari 2017.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016 yang ditetapkan pemerintah, ekonomi Indonesia diasumsikan tumbuh 5,2 persen. “Ya… sedikit di bawah harapan karena kelihatannya pengeluaran pemerintah kuartal IV ini malah kontraksi, menurun secara year on year,” tambahnya. Menurut Darmin, realisasi belanja pemberintah kuartal keempat 2016 yang mencapai 26,36 persen, sedikit lebih kecil dari pagu anggaran pemerintah.
Menurut Kepala BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 masih didominasi Jawa dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,59 persen dan kontribusinya mencapai 58,49 persen. Sumatera yang masih menjadi wilayah dengan kontribusi terbesar kedua, ekonominya tumbuh sebesar 4,29 persen. Sementara itu Kalimantan hanya mengalamin pertumbuhan 2,01 persen. Bahkan Kalimantan Timur pertumbuhannya negatif 0,38 persen, padahal kontribusinya ke Kalimantan sebesar 53 persen. Sedangkan Sulawesi pertumbuhan ekonominya 7,42 persen, Papua dan Maluku tumbuh sebesar 7,45 persen. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AXA Financial Luncurkan Program Baru
Next Post UU BI dan UU Perbankan Perlu Direvisi

Member Login

or