Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mega Syariah mendukung pembangunan infrastruktur transportasi umum terintegrasi di Indonesia. Salah satunya dengan menyalurkan pembiayaan modal kerja proyek kepada PT Len Railway Systems, yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero).
Pembiayaan ini rencananya akan digunakan untuk mendanai proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome-Manggarai). LRT Fase 1 B ini memiliki rentang jalur sepanjang 6,4 km dengan lima stasiun di mana nilai proyek sebesar Rp4,1 triliun yang diharapkan akan selesai pada akhir 2026.
Sementara LRT Fase 1A yang sudah beroperasi memiliki panjang 5,8 km dengan rute Pegangsaan dua-Velodrome.
|Baca juga: Reshuffle Kabinet, Berikut Daftar Lengkap Menteri dan Pejabat Negara Baru yang Dilantik Prabowo
|Baca juga: Profil Brian Yuliarto, Guru Besar ITB yang Jadi Mendiktisaintek Baru Kabinet Prabowo
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo dan Direktur Keuangan dan SDM PT Len Railway Systems Megy Sismandany di Menara Mega Syariah, Jakarta. Kegiatan ini juga disaksikan oleh board of management dan jajaran terkait.
“Kehadiran transportasi umum yang terintegrasi dapat menciptakan potensi ekonomi yang besar dalam penguatan ekosistem bisnis yang didukung oleh infrastruktur transportasi publik yang semakin baik,” kata Yuwono Waluyo, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 21 Februari 2025.
|Baca juga: Bos OJK Beberkan Jurus Jitu untuk Tingkatkan Kualitas Emiten yang Mau IPO
|Baca juga: Profil Lengkap Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA yang Naik ke Kursi Presiden Komisaris
Pada 2025, potensi di sektor komersial diperkirakan terus meningkat seiring percepatan pembangunan infrastruktur dan dukungan kebijakan pemerintah dalam mendorong investasi. Bank Mega Syariah optimistis tren ini membuka lebih banyak peluang pembiayaan bagi sektor komersial, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.
Hingga 2024, pembiayaan komersial Bank Mega Syariah naik lebih dari 12 persen secara tahunan (YoY). Pertumbuhan ini turut menopang total pembiayaan yang tumbuh lebih dari 10 persen atau mencapai Rp7,7 triliun dari Rp6,99 triliun pada tahun sebelumnya.
|Baca juga: Jerat Korupsi Taspen Makin Meluas, Nama Bos-bos Perusahaan Besar Ikut Terseret!
Mayoritas pembiayaan komersial Bank Mega Syariah saat ini tersalurkan ke sektor pendidikan, konstruksi, dan industri pengolahan, masing-masing lebih dari 11 persen. Sektor pertambangan dan penggalian menerima lebih dari delapan persen dari total pembiayaan, sementara sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial berkontribusi lebih dari tujuh persen.
|Baca juga: Berikut Profil Amalia Adininggar Widyasari, Kepala BPS yang Dilantik Prabowo
|Baca juga: Stabilitas Politik Wajib Dijaga Demi Pertahankan Kesehatan Iklim Investasi RI
Sedangkan pembiayaan untuk sektor transportasi masih berada di bawah satu persen. “Maka dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak peluang yang dapat digarap dari segmen transportasi maupun segmen-segmen lainnya,” pungkas Yuwono Waluyo.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tarif Asuransi Komersial di Asia Ambruk di Kuartal I/2025, Ini Biang Keladinya!
Senin, 28 April 2025Asuransi Mobil di Dunia Dihantui Kenaikan Klaim, Swiss Re Beri Peringatan Ini!
Senin, 28 April 2025
