1
1

Asuransi di Asia Pasifik Tengah Bersiasat untuk Tekan Risiko Ekuitas, Kenapa?

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/Freedomtumz from Envato

Media Asuransi, GLOBAL – Asuransi di kawasan Asia-Pasifik (APAC), khususnya di China, Jepang, dan Taiwan, sedang melakukan penyesuaian strategi modal untuk mengurangi paparan terhadap risiko ekuitas dan kredit.

Dilansir dari laman Insurance Asia, Kamis, 17 Oktober 2024, menurut analisis terbaru dari Moody’s Capital Tool (M’CT), perusahaan-perusahaan asuransi ini bersama-sama mewakili lebih dari 60 persen dari total pendapatan premi di wilayah tersebut. Langkah ini dipandang sebagai tindakan positif yang dapat meningkatkan ketahanan dan efisiensi modal.

|Baca juga: PP Properti (PPRO) Ditetapkan dalam Keadaan PKPU Sementara

|Baca juga: Buntut PKPU, BEI Suspensi Perdagangan Saham PP Properti (PPRO)

Di China, perusahaan asuransi mengikuti Sistem Solvabilitas Berorientasi Risiko China (C-ROSS), sementara Taiwan menerapkan rezim modal berbasis risiko (RBC). Jepang, di sisi lain, mematuhi sistem rasio solvabilitas ekonomi (ESR).

Temuan M’CT menunjukkan rasio perusahaan asuransi properti dan kecelakaan (P&C) di APAC umumnya sejalan dengan rasio solvabilitas yang dilaporkan di bawah kerangka kerja tersebut.

Namun, risiko ekuitas yang dihadapi oleh perusahaan asuransi di China, Jepang, dan Taiwan mencapai sekitar 30 persen dari total modal yang dibutuhkan, hampir tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan asuransi di AS.

|Baca juga: AXA Insurance Beri Pelindungan Asuransi kepada Pemulung

|Baca juga: KB Bank (BBKP) Akan Terbitkan Global Bond US$300 Juta

Selain itu, risiko cadangan di APAC lebih rendah karena durasi cadangan yang lebih pendek. Perusahaan asuransi P&C Jepang terutama rentan terhadap risiko bencana, sedangkan perusahaan Taiwan lebih terpapar risiko mata uang dan real estat.

Laporan tersebut juga mencatat perusahaan asuransi APAC aktif dalam mengurangi risiko aset. Perusahaan asuransi P&C Jepang menurunkan persyaratan modal untuk risiko ekuitas dengan melepaskan kepemilikan saham strategis dan fokus pada ekspansi bisnis.

|Baca juga: BNI dan Bluebird Berkolaborasi Perkuat Digitalisasi Pembayaran dengan QRIS

|Baca juga: CIMB Niaga Gelar Sharing Session dengan Nasabah Jepang di Batam

Sementara itu, perusahaan asuransi China meningkatkan alokasi obligasi pemerintah dan mendiversifikasi pertumbuhan premi non-motor. Di Taiwan, setelah mengalami kerugian besar akibat kebijakan terkait covid-19, perusahaan asuransi P&C telah mengisi kembali modal dan mengurangi kepemilikan ekuitas, obligasi, serta paparan terhadap risiko bencana.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Mirae Asset Yakin Stabilitas Pasar Modal Terjaga di Tengah Tantangan, Ini Alasannya!
Next Post Kontribusi Sektor Asuransi Filipina Masih Minim terhadap Industri Keuangan

Member Login

or