1
1

Banyak Masyarakat Keliru Soal Asuransi, Ini Tanggapan DAI

Nasabah sedang mengisi form penutupan asuransi. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Di Indonesia, tidak banyak orang yang menyadari pentingnya memiliki asuransi untuk perlindungan dari risiko kehidupan dan finansial. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah masyarakat yang memiliki asuransi dibandingkan dengan populasi Indonesia, yaitu hanya sekitar 3 persen.

Anggota Komisi Pendidikan dan Pengembangan Dewan Asuransi Indoneesia (DAI), Dody AS Dalimuthe, mengatakan bahwa selain rendahnya tingkat penetrasi, pengetahuan masyarakat tentang produk-produk asuransi juga masih kurang. Banyak informasi simpang siur yang beredar seputar asuransi, yang pada akhirnya membuat kita bertanya-tanya tentang kebenarannya.

“Banyak orang menganggap asuransi hanya untuk membuang-buang uang saja, karena orang menganggap membayar premi asuransi itu akan sia-sia, karena mungkin mereka berfikir tidak akan mengajukan klaim” ujar Dody dalam webinar Kenalsuransi, Sabtu, 2 Desember 2023.

|Baca juga: #YUKPAHAMI, Agar Polis Asuransi Tetap Aktif Ala Allianz

Menurutnya yang perlu diubah sekarang adalah perihal mindset masyarakat terhadap fungsi asuransi tersebut. Dia menekankan bahwa asuransi adalah proteksi yang artinya menjadi salah satu persiapan diri atas peristiwa di kemudian hari, sehingga kesehatan finansial terjaga dari pengeluaran kerugian yang besar.

“Sebenarnya bukan masalah buang-buang uang, tapi bagaimana kita merencanakan ke depan supaya uang kita nggak terbuang. Sehingga nanti saat terjadi kerugian, maka kekayaan kita seperti tabungan nggak akan terbuang,” ujar Dody.

Kemudian, menurut Dody saat ini banyak generasi muda yang masih berpikir bahwa terlalu dini untuk menggunakan asuransi. Padahal sebenarnya banyak aktivitas anak muda yang memiliki risiko kerugian yang besar, salah satu contohnya yatu aktivitas traveling.

Dia menjelaskan bahwa usia tidak menentukan seseorang kapan harus memiliki asuransi. Justru dengan membeli polis asuransi dari usia muda, hal tersebut akan menentukan harga premi yang jauh lebih murah.

“Ada statistik yang dijadikan dasar membayar premi, bahwa kalau usia masih produktif, premi yang dibayarkan akan lebih murah dibandingkan saat kita usia tua nanti, yang justru paling banyak risikonya,” jelas Dody.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asian Games 2023 Kantongi Pendapatan Sponsorship US$65 Juta
Next Post Indonesia Akan Berpartisipsi di WEF Annual Meeting 2024

Member Login

or