Media Asuransi, GLOBAL – Semakin banyak perusahaan asuransi yang beralih ke manajer aset pihak ketiga untuk mengelola portofolio investasi mereka. Menurut laporan dari Conning, tren ini didorong oleh upaya penghematan biaya dan kebutuhan akan keahlian khusus.
Dikutip dari Insurance Asia, Senin, 2 September 2024, bagi perusahaan asuransi, terutama yang memiliki portofolio investasi lebih kecil, outsourcing atau menggunakan layanan pihak ketiga memungkinkan mereka mengurangi biaya operasional yang terkait dengan pengelolaan investasi secara internal.
Laporan Conning berjudul ‘Unlocking Performance: The Rise of Third-Party Managers in Insurer Portfolios‘ menunjukkan asuransi jiwa lebih jarang melakukan outsourcing dibandingkan dengan asuransi properti, kecelakaan, atau kesehatan. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat integrasi manajemen aset dan kewajiban pada asuransi jiwa.
|Baca juga: KPK Langsung Tahan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi di Jasindo
|Baca juga: KPK Tetapkan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Jasindo, Pengamat: Perlu untuk Sehatkan Industri Asuransi!
Selain itu, laporan tersebut mencatat perusahaan asuransi kini mengharapkan lebih dari sekadar pengembalian investasi yang kompetitif dari manajer aset mereka. Mereka menginginkan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, yang tidak hanya memberikan keuntungan tetapi juga membantu mereka mendiversifikasi portofolio.
Selama lima tahun terakhir, perusahaan asuransi telah meningkatkan investasi mereka dalam aset alternatif, seperti real estate, kewajiban pinjaman terkolateral, dan penempatan pribadi. Investasi ini membutuhkan keahlian khusus yang sering kali tidak dimiliki oleh perusahaan asuransi dengan skala lebih kecil.
Sebuah studi kasus dalam laporan tersebut menunjukkan manfaat potensial dari outsourcing bagi perusahaan asuransi properti dan kecelakaan dengan portofolio senilai $550 juta. Dengan memperluas cakupan investasi mereka untuk mencakup aset alternatif yang dikelola oleh perusahaan eksternal, perusahaan asuransi ini dapat meraih pengembalian yang lebih tinggi.
|Baca juga: Investasi Digital di Indonesia Kian Jadi Primadona, Apa Penyebabnya?
|Baca juga: Asuransi Siber Wajib Jadi Alat Transfer Risiko saat Bisnis Digital Kian Kompleks
Kesimpulannya, outsourcing menawarkan akses bagi perusahaan asuransi ke keterampilan khusus dan strategi investasi yang lebih beragam, yang mungkin terlalu mahal untuk dikembangkan secara internal, terutama bagi perusahaan yang lebih kecil.
Tren ini diperkirakan terus berlanjut karena perusahaan asuransi mencari cara untuk mengoptimalkan program investasi mereka dan mencapai kinerja yang lebih baik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News