1
1

Eksekutif AAJI Sebut Sinergi BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta Jadi Win-win Solution untuk Masyarakat

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong masyarakat untuk melengkapi perlindungan BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta. Hal ini ia akui lantaran BPJS Kesehatan tidak dapat meng-cover seluruh jenis penyakit. Dia mengimbau agar masyarakat dapat memiliki asuransi selain BPJS Kesehatan.

Merespons hal tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai, sinergi antara BPJS Kesehatan dan asuransi komersial merupakan solusi terbaik bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.

|Baca juga: Rebecca Tan Menjadi CEO Generali Indonesia

|Baca juga: Auralusia Rimadiana Resmi Jadi Direktur Zurich Asuransi Indonesia, Berikut Profilnya!

Menurutnya, banyak masyarakat kelas menengah ke atas yang terbiasa mendapatkan layanan kesehatan premium, seperti rawat inap di kamar kelas 1 atau VIP. Dengan adanya keterbatasan fasilitas di BPJS Kesehatan, integrasi dengan asuransi swasta menjadi opsi yang realistis.

“Begini, ini kan ada orang-orang yang levelnya katakanlah middle up gitu ya, yang biasanya berobat itu langsung ke spesialis, langsung masuk kamar kelas 1, misalnya, atau VIP. Tiba-tiba dengan BPJS Kesehatan itu tak dimungkinkan. Akibatnya pemerintah bilang ‘yaudah kita bikin program gabungan’,” ujar Togar, saat ditemui di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025.

Dirinya menjelaskan dengan skema ini BPJS Kesehatan tetap berperan dalam menanggung biaya sesuai batasan yang telah ditetapkan, sementara asuransi swasta bisa menanggung kelebihan biaya untuk layanan yang lebih tinggi.

“Kalau ini semua ditumpukan kepada BPJS kesehatan, Anda bisa bayangkan berapa berat APBN menanggung itu? Triliunan! Nah jadi dalam hal ini asuransi komersial sebetulnya ya quote-unquote win-win solution sih menurut saya,” jelasnya.

|Baca juga: OJK Masih Tunggu Aturan Pemerintah terkait Kewajiban Asuransi TPL

|Baca juga: Risk Sharing Asuransi Kredit Perdagangan Minimal 10% dari Nilai Transaksi Perdagangan

Ia menegaskan konsep ini bukan hanya pelengkap, melainkan solusi utama bagi masyarakat yang menginginkan layanan kesehatan lebih baik. “Bukan complement (pelengkap) sebetulnya. Justru kebanyakan jadi malah utama. Dalam pengertian saya mau beli BPJS Kesehatan tapi saya maunya kelas 1. ‘Oh tak bisa’, yaudah digabungnya sama komersial,” ucapnya.

Ke depan, Togar mengatakan, kemungkinan integrasi antara BPJS Kesehatan dan asuransi swasta bisa semakin erat. Bahkan, ia menilai, perusahaan asuransi mungkin akan mulai menawarkan paket yang mencakup kedua layanan tersebut dalam satu produk agar masyarakat lebih mudah mengakses perlindungan kesehatan yang lebih lengkap.

|Baca juga: OJK Bakal Ajak AAJI, AAUI, hingga AASI Rembukan Respons Putusan MK tentang Pasal 251 KUHD

|Baca juga: Industri Asuransi Wajib Tahu, OJK Tegaskan Belum Ada Relaksasi untuk POJK 20/2023!

Meski saat ini pembelian BPJS Kesehatan dan asuransi swasta masih dilakukan secara terpisah, namun menurutnya tidak menutup kemungkinan adanya perubahan sistem di masa depan. “Mungkin ke depan kalau sistemnya sudah bagus. Maklum lah kalau masalah sistem,” tutupnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Infovesta: Investor Bisa Borong Saham Big Cap Terdiskon
Next Post Sri Mulyani Lempar Pujian untuk BRI dalam Pemberdayaan UMKM
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or