Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi jiwa di Singapura tetap tangguh menghadapi berbagai macam guncangan ekonomi. Kondisi itu dengan sembilan perusahaan utama yang memiliki cadangan modal kuat untuk mengatasi risiko.
Berdasarkan data yang dilansir dari The Business Times, Rabu, 6 November 2024, hampir semua perusahaan asuransi ini memiliki rasio kecukupan modal (CAR) minimal 150 persen, jauh di atas standar 100 persen yang ditetapkan.
|Baca juga: Asuransi Asei Kembangkan Digitalisasi Demi Manjakan Nasabah di Era Digital
|Baca juga: Adonai-CAR-TCI Sepakat Perkuat Asuransi Syariah di Indonesia Lewat Platform Wakaf Digital
Sebanyak sembilan perusahaan mencakup AIA Singapore, Etiqa Insurance, Great Eastern Life, HSBC Life Singapore, Manulife Singapore, Income Insurance, Prudential Singapore, Singlife, dan Tokio Marine Life Insurance Singapore. Batas minimum CAR ini bertujuan untuk memastikan perusahaan asuransi memiliki cadangan modal cukup guna menghadapi potensi guncangan.
Menurut Kepala Solusi Asia-Pasifik Mitsubishi UFJ Financial Group Danny Fischer, CAR asuransi jiwa di Singapura tetap stabil dan kuat secara prospektif. “Sektor ini memiliki kapitalisasi yang baik, dan manajemen serta dewan direksi akan terus fokus menjaga solvabilitas modal yang kuat,” ujarnya.
|Baca juga: Pastikan Adopsi Teknologi Efisien dan Terukur, Bos Asuransi Asei Pilih ‘Kolab’ dengan Startup
|Baca juga: Kinerja Underwriting Korean Reinsurance Diperkirakan Terus Stabil, Apa Pendongkraknya?
Meski demikian, data menunjukkan adanya penurunan CAR Tokio Marine Life dari 244 persen pada 2019 menjadi 102 persen pada 2023. Perusahaan ini menyatakan perubahan metode pengukuran CAR menjadi faktor utama penurunan rasio solvabilitas.
Tokio Marine Life mengumumkan mereka telah mengambil beberapa langkah manajemen, termasuk penambahan modal pada September 2024. “Sebagai hasilnya, CAR Tokio Marine Life naik menjadi 245 persen pada kuartal ketiga 2024, tidak diaudit,” kata perusahaan tersebut dalam tanggapannya kepada The Straits Times.
Di sisi lain, meskipun CAR Manulife berada di atas ambang batas, perusahaan ini mencatat CAR terendah antara 152 hingga 199 persen dalam tiga dari lima tahun terakhir. Namun, Manulife menyatakan tetap mampu memenuhi kewajiban finansialnya dengan kebijakan manajemen modal yang kuat di tingkat negara.
|Baca juga: Profil Simon Aloysius Mantiri, Petinggi Gerindra yang Jadi Bos Baru Pertamina
|Baca juga: Sosok Iwan Bule, Mantan Bos PSSI hingga Jenderal Polisi Bintang Tiga yang Jadi Komut Pertamina
“Pada tingkat global, kami merupakan bagian dari grup keuangan dengan surplus modal yang signifikan,” pungkas Manulife.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News