1
1

Kegagalan Merger Income-Allianz Bukti Sentimen Publik Lebih Penting dari Keuntungan Finansial

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Gagalnya merger antara Income Insurance Singapura dengan Allianz menunjukkan keputusan finansial perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada keuntungan semata. Pasalnya sentimen publik juga memiliki peran penting.

“Saya pikir para pelaku industri harus lebih berhati-hati. Mereka perlu benar-benar memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham dan nilai finansial saja,” ujar Lawrence Loh, profesor di Departemen Strategi dan Kebijakan NUS Business School, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 4 November 2024

|Baca juga: Manulife PHK 2,5% Karyawan di Unit Manajemen Aset dan Kekayaan

|Baca juga: Pendapatan Premi Jasindo Tumbuh Hampir 29,23% di Kuartal III/2024

Pada Oktober lalu, Pemerintah Singapura menolak tawaran dari perusahaan asuransi Jerman, Allianz, untuk membeli sebagian besar saham Income Insurance. Meski demikian, pemerintah menyatakan masih terbuka pada kesepakatan baru jika masalah-masalah yang menjadi perhatian mereka bisa diatasi.

Bersamaan dengan penolakan ini, Parlemen Singapura mengesahkan undang-undang yang mengamandemen UU Asuransi, yang memungkinkan Otoritas Moneter Singapura (MAS) mempertimbangkan pandangan Kementerian Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda ketika permohonan persetujuan regulasi melibatkan perusahaan asuransi yang terhubung dengan koperasi.

Rencana akuisisi ini mendapat penolakan dari masyarakat Singapura karena khawatir bahwa pengambilalihan oleh Allianz akan mengurangi misi sosial Income untuk menyediakan asuransi terjangkau bagi pekerja berpenghasilan rendah. Allianz belum memberikan komentar, sementara pihak Income menolak berkomentar.

|Baca juga: 7 Ciri Saham Perusahaan yang Rajin Bagi Dividen, Minat?

|Baca juga: 9 Cara Mulai Investasi Reksa Dana Demi Raup Cuan Maksimal

Loh menyatakan tujuan finansial memang utama. Namun, ia menambahkan, melalui kasus ini, terlihat jelas perusahaan harus melampaui aspek finansial. Ia mengingatkan kondisi di pasar tertentu, seperti Singapura, mengharuskan untuk sangat mempertimbangkan sentimen publik.

Eugene Tan, profesor hukum di Universitas Manajemen Singapura, menambahkan perusahaan yang ingin mengakuisisi asuransi yang terkait dengan koperasi harus mempertimbangkan misinya. “Mereka harus memastikan meskipun ada akuisisi, namun misi sosial perusahaan ini tetap dijaga,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Puradelta Lestari (DMAS) Raih Kredit Rp1,5 Triliun dari Bank Mandiri
Next Post Asuransi Asei Kembangkan Digitalisasi Demi Manjakan Nasabah di Era Digital

Member Login

or