Media Asuransi, GLOBAL – Moody’s Ratings melaporkan perusahaan asuransi properti dan kecelakaan (P&C) di China akan mengalami dampak bisnis yang signifikan. Hal itu akibat meningkatnya adopsi kendaraan energi baru (NEV) dibandingkan dengan negara-negara lain.
Dilansir dari laman Asia Insurance Review, Kamis, 24 Oktober 2024, pertumbuhan pasar NEV di China didorong oleh kebijakan pemerintah yang mendukung dan pesatnya kemajuan teknologi. Seiring peningkatan penjualan NEV, permintaan untuk asuransi kendaraan komersial non-wajib bagi NEV (asuransi NEV) juga diperkirakan meningkat.
|Baca juga: OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah bagi Santri di Daerah
|Baca juga: OJK Tegaskan Pentingnya Pasal 251 KUHD untuk Menjaga Keberlanjutan Industri Asuransi
Namun, laporan Moody’s yang berjudul ‘Sektor Asuransi P&C China—Transisi Kendaraan Energi Baru Mendukung Pertumbuhan Premi tetapi Berpotensi Menekan Profitabilitas’ mengingatkan biaya perbaikan NEV yang tinggi bisa menjadi tantangan bagi profitabilitas perusahaan asuransi.
Selain itu, karena asuransi NEV masih merupakan produk baru, perusahaan asuransi menghadapi risiko kesalahan dalam penetapan harga. Meski demikian, ancaman dari produsen NEV yang mendirikan usaha asuransi sendiri dipandang dapat dikelola dan bahkan mendorong inovasi di sektor asuransi.
|Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Resmi Jadi Wapres, Ternyata Segini Harta Kekayaannya!
|Baca juga: Dapat Restu dari OJK, BRI Life Bakal Spin Off Unit Usaha Syariah di 2026
Moody’s menyoroti meskipun transisi ini akan meningkatkan premi, perusahaan asuransi harus siap menghadapi tekanan pada margin keuntungan. Pada saat yang sama, kehadiran pialang atau usaha asuransi yang dibentuk oleh produsen NEV juga dapat merangsang persaingan dan mendorong pengembangan produk baru di industri ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
