Media Asuransi, GLOBAL – Asosiasi Jenewa melaporkan ekonomi global tengah menuju fragmentasi geoekonomi. Kondisi itu ditandai oleh menurunnya perdagangan lintas negara dan investasi akibat ketegangan geopolitik, pandemi covid-19, serta konflik seperti perang Rusia-Ukraina.
Tren ini menunjukkan pergeseran dari integrasi global yang berorientasi efisiensi menuju prioritas pada keamanan nasional dan ketahanan ekonomi.
Dalam laporan bertajuk ‘Insurance In a Fragmented World Economy‘ yang dirilis awal bulan ini, Asosiasi Jenewa mencatat meskipun deglobalisasi penuh kemungkinan kecil terjadi karena interdependensi ekonomi yang terus berlanjut, namun kebijakan proteksionisme telah membalikkan banyak keuntungan yang dicapai selama liberalisasi perdagangan.
|Baca juga: Pengelola Gedung Glodok Plaza Akan Ajukan Klaim Asuransi
|Baca juga: AAUI: Keputusan MK Jadi Momentum Meningkatkan Kredibilitas Industri Asuransi
Investasi langsung asing (FDI) sebagai persentase dari PDB global terus menurun sejak krisis keuangan 2008, diperparah oleh ketegangan geopolitik.
“Arus modal kini semakin terbatas dalam blok-blok geopolitik, yang menyebabkan restrukturisasi rantai pasok global melalui strategi seperti reshoring dan friend-shoring,” tulis laporan tersebut, dikutip dari Insurance Asia, Rabu, 22 Januari 2025.
Strategi tersebut bertujuan mengurangi risiko geopolitik, tetapi memicu kenaikan biaya produksi yang dapat mendorong inflasi. Selain itu, fragmentasi transfer teknologi menghambat inovasi dan produktivitas, dengan perkiraan menunjukkan pemisahan teknologi dapat menurunkan PDB hingga lima persen di beberapa negara dalam satu dekade mendatang.
“Fragmentasi yang terjadi, termasuk pembatasan perdagangan dan investasi, dapat mengurangi pertumbuhan PDB hingga 12 persen di sejumlah negara,” kata Asosiasi Jenewa.
|Baca juga: Mau Dapat ‘Kado’ Ultah Pemeriksaan Kesehatan Gratis? Begini Caranya!
|Baca juga: BPJS Kesehatan: JKN Sudah Lengkap, Jika Mau Lebih, Tambah Asuransi Swasta
Dampak ini dirasakan pula oleh industri asuransi, yang menghadapi tantangan operasional akibat kerangka regulasi yang semakin beragam. Industri asuransi juga harus menghadapi risiko yang meningkat, seperti ketidakstabilan politik, gangguan rantai pasok, dan ancaman keamanan siber.
“Asuransi komersial dan spesial sangat terdampak karena meningkatnya paparan terhadap risiko-risiko ini,” pungkas laporan tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News