1
1

Pasar Asuransi Penerbangan Diprediksi Cetak Kinerja Sangat Gemilang di 2024

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Di tengah berbagai tantangan, pasar asuransi penerbangan diperkirakan mencapai premi bruto tertulis (GWP) tertinggi dalam 20 tahun atau melampaui US$8 miliar pada 2024.

Laporan ‘Aviation Risk, Claims and Insurance Outlook‘ dari Allianz yang dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 6 Agustus 2024 mengungkapkan sektor asuransi penerbangan menghadapi peningkatan biaya klaim akibat berbagai faktor, termasuk pendaratan keras, tabrakan burung, insiden di landasan pacu, dan meningkatnya biaya perbaikan.

General Aviation akan menyumbang bagian terbesar yakni menghasilkan sekitar 47 persen dari total, maskapai penerbangan sekitar 35 persen, sektor kedirgantaraan 14 persen, dan asuransi kontingensi sekitar 4 persen.

Dalam angka ini, laporan tersebut menyebutkan, pasar asuransi perang berdiri sendiri mencakup sekitar 13 persen dari premi yang diperkirakan (US$1,1 miliar), meningkat tajam dari 2021 ketika hanya mencapai empat persen dari GWP global.

“Namun, awan gelap terus membayangi para asuradur, dengan kerugian yang telah banyak dipublikasikan dan inflasi sosial yang menekan keuntungan,” kata Kepala Global Penerbangan Allianz Commercial Tom Fadden.

|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham Berpotensi Cuan saat IHSG Terkoreksi Agresif

|Baca juga: Prospek Pertumbuhan Prudential Turun Usai Penyesuaian Saham Minoritas di Malaysia

Menurutnya fokus yang meningkat pada biaya modal jika pasar melemah bisa mengakibatkan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Peran regulator mungkin penting di sini. Mereka terus secara aktif memantau pasar asuransi untuk memastikan kapitalisasi yang memadai.

Pasar asuransi perang berdiri sendiri juga berkembang, dan penempatan asuransi multinasional serta internasional semakin umum akibat faktor geopolitik dan regulasi. Selain itu, dorongan menuju nol emisi karbon diperkirakan memperkenalkan risiko pesawat eVTOL operasional pertama ke pasar asuransi tahun ini.

Analisis terhadap lebih dari 30 ribu klaim industri, senilai US$15,1 miliar selama lima tahun terakhir, mengungkapkan insiden tabrakan dan kecelakaan menyumbang 63 persen dari nilai klaim dan 33 persen berdasarkan jumlah klaim. Kategori ini mencakup tidak hanya kecelakaan besar tetapi juga pendaratan keras, tabrakan burung, dan insiden di landasan pacu.

Pekerjaan yang tidak baik dan produk yang cacat menempati peringkat kedua sebagai penyebab klaim baik dari segi nilai maupun frekuensi, sementara bencana alam, termasuk turbulensi, menjadi penyebab ketiga terbesar berdasarkan nilai klaim.

Masalah terkait perjalanan, seperti kerusakan properti, cedera pribadi, dan klaim bagasi, berada di urutan ketiga berdasarkan jumlah klaim. Kebakaran dan insiden terpeleset dan jatuh juga menjadi penyebab klaim yang signifikan.

Peningkatan signifikan pada biaya perbaikan pesawat

Tren terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dalam biaya perbaikan pesawat, yang dipengaruhi oleh tarif tenaga kerja yang lebih tinggi, meningkatnya biaya suku cadang pesawat, dan inflasi. Selain itu, insiden penyimpangan dari landasan pacu meningkat, dengan setidaknya 23 insiden dilaporkan secara global dari Januari hingga Mei 2024.

Klaim penanganan darat meningkat, mencerminkan masalah seperti penarikan pesawat, pengisian bahan bakar, dan insiden terkait katering di bandara besar. Pemutusan hubungan kerja terkait pandemi telah menyebabkan kurangnya staf berpengalaman, yang semakin memengaruhi klaim.

Tren terbaru menunjukkan penurunan dalam klaim ‘sehari-hari’ tertentu, seperti insiden ‘amuk udara’ dan klaim terkait hewan. Namun, kekurangan mekanik pesawat dapat menyebabkan tantangan klaim di masa depan, termasuk penundaan perbaikan dan peningkatan biaya penggantian suku cadang.

Permintaan yang meningkat untuk perjalanan helikopter, termasuk heli-skiing dan heli-fishing, juga memengaruhi aktivitas klaim, terutama di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Keluarkan 916 Sanksi Selama Periode Januari-Juni 2024
Next Post Pendanaan Insurtech Tembus Level Tertinggi di Kuartal II/2024, Berikut Rinciannya!

Member Login

or