Media Asuransi, JAKARTA – Mungkin kamu sering mendengar istilah idle cash, tetapi apa sebenarnya arti dari idle cash? Secara sederhana, idle cash adalah uang yang tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu dan hanya disimpan di rumah atau di rekening tabungan.
Jika dibiarkan terlalu lama, nilai uang tersebut bisa tergerus inflasi, yang akhirnya merugikan kamu. Padahal, uang yang tidak digunakan ini sebenarnya memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Jadi, daripada membiarkan idle cash tersebut menganggur, lebih baik investasikan ke berbagai instrumen investasi yang bisa memberikan imbal hasil.
|Baca juga: Bos Inare: Alokasi Biaya Manajemen yang Realistis Topang Daya Saing Reasuransi
Instrumen investasi untuk idle cash
Lantas instrumen investasi apa yang tepat untuk mengelola idle cash? Pilihannya sebenarnya tergantung pada tujuan dan tingkat risiko yang siap diambil oleh setiap individu. Namun, secara umum, ada beberapa instrumen investasi yang bisa dipertimbangkan untuk mengoptimalkan idle cash.
Dilansir dari OCBC, Sabtu, 7 September 2024, berikut pilihan lengkapnya:
1. Reksa dana pasar uang
Instrumen pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan obligasi jangka pendek. Keunggulan instrumen investasi ini adalah memiliki likuiditas tinggi, risiko rendah, dengan potensi imbal hasil yang stabil. Investasi ini cocok digunakan sebagai dana darurat, dana yang akan digunakan dalam jangka pendek, atau bagi investor yang menghindari risiko tinggi.
2. Deposito
Menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito dengan jangka waktu tertentu dan mendapatkan bunga. Bunga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan biasa, namun likuiditasnya terbatas. Deposito cocok untuk menaruh idle cash atau uang menganggur yang tidak akan digunakan dalam jangka waktu tertentu dan ingin mendapatkan bunga lebih tinggi.
3. Sabuk obligasi
Investasi pada portofolio obligasi dengan jatuh tempo yang bervariasi. Keunggulannya, instrumen investasi ini memiliki potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan deposito, namun risiko juga lebih tinggi. Instrumen investasi ini cocok untuk investor yang mencari pendapatan tetap dengan tingkat risiko yang terukur.
|Baca juga: Mandiri Sekuritas Proyeksikan IHSG Lebih Kuat di Akhir 2024
4. Emas
Investasi dalam bentuk logam mulia sebagai pelindung nilai inflasi. Investasi ini cocok digunakan untuk jangka panjang dan dapat dijadikan aset fisik. Cocok untuk investor yang ingin diversifikasi portofolio dan mencari perlindungan terhadap inflasi. Investasi ini memiliki risiko yang cukup rendah karena harga emas hampir tidak pernah turun.
5. Saham
Membeli sebagian kepemilikan suatu perusahaan memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Namun instrumen ini juga memiliki risiko yang sangat tinggi. Harga saham perusahaan bisa sangat fluktuatif. Instrumen investasi ini sangat cocok untuk kamu yang memiliki profil risiko tinggi dan jangka waktu investasi yang panjang.
Sebelum memilih instrumen investasi, penting menetapkan tujuan investasi, seperti dana darurat atau pensiun, serta mempertimbangkan jangka waktu dan tingkat risiko yang bisa ditoleransi. Besarnya idle cash yang akan diinvestasikan juga berpengaruh yakni kian besar dana, semakin banyak pilihan instrumen yang tersedia, dan potensi keuntungannya lebih besar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News