Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menekankan pentingnya kolaborasi erat antara sektor energi dan industri pupuk dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang menjadi bagian dari visi Asta Cita pemerintah. Keterkaitan industri pupuk dengan sektor energi, khususnya minyak dan gas (migas) sangat tinggi karena gas alam merupakan bahan baku utama dalam proses produksi pupuk.
“Sektor energi memegang peranan besar dalam keberhasilan atau kegagalan ketahanan pangan Indonesia. Keberadaan pupuk berkontribusi 62 persen pada produktivitas pertanian nasional dan 75 persen bahan baku pupuk berasal dari sektor migas,” kata Rahmad dalam acara IPA Convex 2025 di Tangerang, sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi, Sabtu, 24 Mei 2025.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Tanda Tangani Kerja Sama dengan Pengelola Blok Masela dan South Andaman
Dia mengatakan bahwa industri pupuk pada dasarnya adalah bentuk hilirisasi dari gas alam yang amat penting untuk pertanian. Oleh karena itu, kata dia, penguatan sinergi antara industri energi dan pupuk harus terus dilanjutkan untuk menjaga ketahanan pangan.
“Industri pertama yang dibangun oleh pemerintah Indonesia adalah industri pupuk yang pada dasarnya merupakan bentuk hilirisasi gas alam. Karena itu, kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam hal hilirisasi dan harus terus melanjutkannya agar dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ketahanan pangan,” kata Rahmad.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama di Madiun
Dia menambahkan, Pupuk Indonesia akan terus mengembangkan upaya hilirisasi gas alam untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Saat ini, perusahaan telah menjadi pemain utama dalam hilirisasi gas menjadi produk amonia dan turunannya. “Ke depan, Pupuk Indonesia juga akan memperluas portofolio hilirisasi ke produk berbasis metanol,” tegasnya.
Tidak hanya dari sisi produk, Rahmad mengatakan bahwa Pupuk Indonesia juga akan mentransformasi strategi penyediaan pasokan gas. Selama ini, Pupuk Indonesia membangun pabrik pupuk di dekat sumber gas guna menjamin kelangsungan pasokan.
Namun, seiring meningkatnya kebutuhan gas, perusahaan akan mulai mengadopsi pendekatan baru dengan memanfaatkan gas alam cair (LNG) yang lebih fleksibel. “Ke depan kami akan mulai beralih ke LNG. Kami akan mulai menggunakan LNG dalam jumlah signifikan dan proporsinya akan terus meningkat,” ujarnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Emisi PUB Obligasi Medco Energi senilai Rp5 Triliun Diganjar Peringkat idAA-
Selasa, 24 Juni 2025Jutaan Orang Belum Punya Rumah, Fahri Tawarkan Solusi Lewat Subsidi Tanah
Selasa, 24 Juni 2025
