Pengamat Sebut 1,2 Juta Orang Terancam Kehilangan Pekerjaan Akibat Perang Dagang

Media Asuransi, JAKARTA – Perang dagang yang kian memanas dan tidak menentu dikhawatirkan membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia, termasuk industri jasa keuangan Tanah Air. Hal ini bermula saat Pemerintah Amerika Serikat (AS) menerapkan kebijakan tarif yang tinggi kepada mitra dagangnya.

Direktur & Founder Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan berdasarkan perhitungannya maka perang tarif yang terjadi di tahun ini akan memberikan dampak terhadap hilangnya output ekonomi sebesar Rp164,6 triliun.

|Baca juga: Berikut 6 Rekomendasi Saham Layak Koleksi di Akhir Pekan

|Baca juga: Prediksi IHSG dan 4 Saham Pilihan dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini

“Sementara lapangan kerja yang terancam sebanyak 1,2 juta orang,” kata Bhima, kepada Media Asuransi, dikutip Jumat, 25 April 2025.

Selain itu, tambahnya, industri jasa keuangan akan terpapar dengan lonjakan Non Performing Loan (NPL) terutama pada perusahaan padat karya, efisiensi karyawan yang artinya akan menurunkan tingkat simpanan, dan efek sistemik dari risiko gagal bayar. Bahkan bank asing bisa berpengaruh ke anak usaha di Indonesia.

|Baca juga: Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp2,6 Triliun di 2024

|Baca juga: LPS Pastikan Penjaminan Simpanan Terjaga dan Stabilitas Sistem Keuangan Aman

Bhima menegaskan peran pemerintah berfokus terhadap peningkatan daya beli masyarakat menjadi penting. Selain memperhatikan hal tersebut, pemerintah perlu juga menghadirkan kebijakan guna mendorong penguatan industri dalam negeri terutama dalam menghadapi sulitnya akses pasar ekspor dan banjirnya barang impor.

Editor: Angga Bratadharma