1
1

OJK Genjot Literasi Keuangan Demi Wujudkan Masyarakat Melek Finansial

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan Hasan Fawzi. | Foto: Media Asuransi/Benyamin D Hana

Media Asuransi, JAKARTA – Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah, terutama dalam pemahaman tentang layanan keuangan digital. Menyadari hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggencarkan upaya meningkatkan literasi keuangan melalui berbagai program edukasi.

|Baca juga: Laba Manulife Indonesia per September 2024 Melonjak 212,83%

|Baca juga: Dapat Lampu Hijau, BNP Paribas dan Prudential Rambah Pasar Asuransi di China

Salah satu yang dilakukan regulator jasa keuangan itu yakni dengan menggelar Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE). Acara ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai produk dan layanan keuangan digital serta inovasi fintech.

|Baca juga: Kasus Prudential Viral di TikTok, Pengamat Ungkap Masalah Utama Penolakan Klaim Asuransi

|Baca juga: Dituduh Lakukan Penipuan, Begini Penjelasan Manajemen Sumber Global Energy (SGER)

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan Hasan Fawzi menyampaikan literasi keuangan digital tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan, tetapi juga melindungi masyarakat dari risiko-risiko yang ada, seperti penipuan atau pinjaman daring ilegal.

“Kami berharap, dengan peningkatan literasi, masyarakat dapat lebih bijak dalam memanfaatkan layanan keuangan digital dan menghindari risiko yang tidak diinginkan,” ujarnya, kepada Media Asuransi, Senin, 11 November 2024.

|Baca juga: Lie Halim Diangkat sebagai Direktur Utama Net Visi Media (NETV)

|Baca juga: WOM Finance Bidik Bisnis Tumbuh Double Digit di 2025, Ini Strateginya!

Pada acara ini, OJK bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) untuk memfasilitasi berbagai booth fintech dan lembaga jasa keuangan, sehingga masyarakat bisa langsung berinteraksi dengan penyedia layanan.

Selain itu, acara ini juga menyajikan diskusi dan konferensi yang membahas tema-tema aktual seperti keamanan data pribadi, manajemen risiko, dan kredit alternatif. Tingkat literasi keuangan yang rendah dapat menghambat masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan secara optimal.

Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, literasi keuangan digital masyarakat Indonesia baru mencapai sekitar 60 persen. Angka ini menunjukkan adanya peluang bagi OJK dan berbagai pihak terkait untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan layanan keuangan.

|Baca juga: Diterpa Isu Gagal Bayar Klaim, Begini Tanggapan Bos Prudential!

|Baca juga: Dukung Program Prabowo, GoTo Group Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis di 13 Kota

Di sisi lain, perkembangan teknologi digital dan hadirnya layanan keuangan inovatif memberikan peluang besar bagi inklusi keuangan. Dengan literasi keuangan yang baik, masyarakat dapat lebih percaya diri dalam mengakses berbagai produk keuangan, seperti tabungan, investasi, dan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko mereka.

Melalui upaya ini, OJK berharap, peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat dapat membantu mencapai target inklusi keuangan secara nasional serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Dapat Lampu Hijau, BNP Paribas dan Prudential Rambah Pasar Asuransi di China
Next Post Perusahaan Asuransi di Asia Hadapi Tantangan Regulasi Ketat, Apa Solusinya?

Member Login

or