1
1

Pasca Pandemi Covid-19: Belanja Online Tetap Diminati, Belanja Offline Melonjak

Belanja online di e-commerce telah menjadi kebiasaan masyarakat. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun lalu telah mengakselerasi adopsi belanja online secara signifikan. Meskipun demikian, konsumen Indonesia tetap tidak meninggalkan kebiasaan belanja offline. Praktis, menjadi faktor utama pendorong konsumen berbelanja online, sementara pengalaman memegang produk secara langsung menjadi alasan utama belanja offline.

Menyadari adanya fenomena menarik dalam tren belanja tersebut, Populix, perusahaan data dan insights melakukan riset bertajuk “Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline”. Riset ini mengulas tren belanja offline dan online, serta situasi pasca pandemi yang turut mempengaruhi perilaku belanja konsumen.

Head of Research Populix, Indah Tanip, mengatakan bahwa pasca pandemi Covid-19, kita menyaksikan transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Meskipun pandemi memicu lonjakan belanja online secara signifikan, hasil riset Populix menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.

|Baca juga: Pandemi Usai, Simak Tren Belanja Online Berikut

“Riset kami memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,” kata Indah dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 13 April 2024.

 

Preferensi Sebelum, Saat, dan Sesudah Pandemi

Riset Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi. Karena faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung. Setelah pandemi berakhir, 49 persen diantaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online.

Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari dua kali lipat. “Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja offline,” jelas Indah.

Dari kacamata konsumen, kehadiran toko offline dan online tentu dapat mengakomodasi preferensi belanja yang beragam. Secara umum, konsumen Indonesia biasanya telah memiliki preferensi masing-masing saat melakukan pembelian kategori produk tertentu.

|Baca juga: 5 Tips Aman Belanja Online

“Riset ini menemukan bahwa produk fashion dan kecantikan, masing-masing sebanyak 46 persen, dibeli secara online. Sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, 34 persen, lebih dominan dibeli secara offline,” tuturnya.

Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline. Temuannya sebagai berikut:

  1. Online: Praktis dan Kemudahan Membandingkan Harga

Alasan praktis dikemukakan 67 persen responden dan kemudahan membandingkan harga dikemukakan 66 persen responden, menjadi dua faktor utama yang mendorong konsumen untuk berbelanja online. Setelah itu baru diikuti oleh ketersediaan berbagai metode pembayaran, mencsapai 60 persen, di posisi ketiga.

Kemudahan proses pengembalian barang, dikemukakan 25 persen responden, juga turut menjadi salah satu alasan penting yang membuat konsumen suka berbelanja secara online.

  1. Offline: Tangibility dan Tidak Ada Biaya Pengiriman

Tangibility atau kesempatan untuk memegang dan merasakan produk secara langsung dikemukakan 77 persen responden, tidak ada biaya pengiriman disampaikan 66 persen responden, diikuti oleh jarak toko yang dekat disampaikan 62 persen responden, adalah tiga faktor utama yang membuat konsumen lebih memilih berbelanja secara offline.

“Pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia. Untuk terus memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel offline dan online menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia yang beragam,” tutur Indah.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post FWD Life Insurance Masuk Sebagai Perusahaan Asuransi Teratas di Filipina
Next Post Tiket KA Jarak Jauh  Lebaran 2024 Telah Terjual 3,1 Juta Tiket

Member Login

or