Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – November’s FX reserves: Increased amidst higher volatility, ekonom senior Miare Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menjelaskan bahwa pada akhir November, cadangan devisa (FX) Indonesia secara tak terduga meningkat cukup signifikan, sebesar US$3,8 miliar menjadi US$134 miliar (vs. US$130,2 miliar pada bulan Oktober) karena penerimaan pajak dan jasa serta penerimaan FX minyak dan gas.
|Baca juga: Suku Bunga Secara Beruntun Naik, Desember Akan Naik Lagi
“Kenaikan tersebut merupakan kejutan yang cukup positif di tengah meningkatnya tekanan terhadap Rupiah terhadap USD di bulan November,” jelasnya.
Dia menerangkan pada bulan November, Rupiah ditutup pada Rp15.732 terhadap dolar AS (terdepresiasi 0,9% mom). Untuk obligasi pemerintah, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun sedikit menurun sebesar 0,6bps menjadi 6,94% (vs 7,54% pada akhir Oktober). “Volatilitas berlanjut di bulan Desember dengan Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp15.428 dan Rp15.640,” tuturnya
Saat ini, menurutnya, kebijakan moneter BI difokuskan pada stabilitas seiring inflasi yang berjalan di atas target dalam enam bulan terakhir serta volatilitas Rupiah yang tinggi.
“Kami perkirakan BI 7-DRR akan terus meningkat dengan terminal rate di 6,0% pada 1H23 karena volatilitas mata uang akan tetap tinggi seiring dengan kondisi pasar keuangan global yang cenderung mengetat,” katanya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News