Media Asuransi, GLOBAL – Saham China ditutup turun pada hari Rabu, 15 Januari 20205, setelah reli kuat di sesi sebelumnya karena investor bersikap hati-hati, menunggu langkah-langkah stimulus tambahan pemerintah China sementara indeks saham Hong Kong sedikit naik.
Indeks saham unggulan CSI300 China turun 0,6%, sementara Indeks Komposit Shanghai turun 0,4%. Indeks acuan Hong Kong Hang Seng naik 0,3%.
Baca juga: Data Ekonomi AS Tekan Bursa Asia di Awal Pekan
“Likuiditas yang cukup dalam sistem perbankan, dan relatif kurangnya permintaan kredit, berarti suku bunga kemungkinan akan tetap rendah dan bisa turun lebih jauh. Oleh karena itu, investor pada umumnya tetap berhati-hati untuk beralih ke aset yang lebih berisiko,” kata kepala ekonom Asia HSBC Frederic Neumann dikutip Reuters, Rabu.
Sebelumnya indeks saham China melonjak pada hari Selasa, menandai kenaikan terbesar mereka dalam lebih dari dua bulan, karena regulator menjanjikan lebih banyak dukungan untuk menghentikan kemerosotan pasar. Namun, banyak pelaku pasar mengharapkan periode kekosongan kebijakan hingga Kongres Rakyat Nasional pada bulan Maret.
Baca juga: Market Brief: Wall Street Bervariasi, Data Inflasi dan Kebijakan Tarif Jadi Sorotan
Rick Waters, mantan pejabat kebijakan luar negeri khusus China di Departemen Luar Negeri AS, mengatakan pada konferensi UBS bahwa Washington dan Beijing sedang mencoba menemukan keseimbangan tetapi akan ada banyak volatilitas hingga hal itu tercapai.
Pemerintahan Donald Trump sendiri rencananya akan menerapkan tarif tinggi kepada barang asal China. Namun tim ekonomi Trump membocorkan tarif tidak akan langsung tinggi namun bertahap karena dikhawatirkan akan mengakibatkan inflasi tinggi.
Data ekonomi AS sendiri sudah menunjukkan perbaikan ekonomi dengan tingginya penyerapan tenaga kerja yang berdampak bunga acuan Federal Reserve tidak akan diturunkan secara massif karena diperkirakan inflasi tinggi.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News