1
1

Wall Street Ngegas, Dolar AS Stabil

Ilustrasi. | Foto Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan-perusahaan teknologi besar menikmati sesi positif pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu mengangkat Nasdaq di tengah berlanjutnya bullish terhadap kecerdasan buatan dengan investor menunggu rilis pendapatan Apple.

Mengutip The Business Times, Jumat, 3 Mei 2024, indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi berakhir pada 15.840 atau naik 1,5 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,9 persen menjadi 38.225. Sedangkan S&P 500 berbasis luas naik 0,9 persen menjadi 5.064,20.

Saham Amazon, induk Google, Alphabet, dan Microsoft semuanya menguat setelah laporan pendapatan yang sebagian besar optimistis dalam beberapa hari terakhir. Apple, yang melaporkan hasilnya pada Kamis waktu setempat, melonjak 2,2 persen.

|Baca juga: 4 Saham Ini Direkomendasikan saat IHSG Uji Level 7.289

“Para investor bernapas lega karena Ketua Fed Powell pada dasarnya mengatakan bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi. Dan menurut saya ini adalah kekhawatiran terbesar para investor menjelang pertemuan The Fed, di mana mereka berpikir bahwa Powell akan bersikap lebih hawkish daripada yang sebenarnya,” kata Sam Stovall dari CFRA Research.

Yen melemah

Di sisi lain, yen melemah tipis terhadap dolar pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), berbalik arah setelah lonjakan mendadak pada Rabu malam yang oleh para pedagang dan analis dengan cepat dikaitkan dengan intervensi otoritas Jepang.

Yen melemah 0,4 persen menjadi 155,18 per dolar pada pukul 10.55 GMT, mengoreksi sekitar setengah lonjakan Rabu malam dari sekitar 157,55 menjadi 153 dalam periode sekitar 30 menit. Pergerakan tajam pada Rabu terjadi di masa tenang pasar setelah Wall Street tutup, dan beberapa jam usai Federal Reserve AS menyelesaikan pertemuan kebijakannya.

Dolar sudah berada dalam posisi yang tidak menguntungkan karena Ketua The Fed Jerome Powell mengkonfirmasi bias pelonggaran bank sentral, bahkan ketika ia menegaskan kembali bahwa inflasi yang tinggi berarti penurunan suku bunga mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.

Adapun indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap yen, euro, sterling dan tiga mata uang utama lainnya, sedikit berubah pada 105,72 pada Kamis waktu setempat, menyusul penurunan 0,6 persen pada Rabu waktu setempat dari level tertinggi dalam enam bulan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pefindo Naikkan Peringkat Wijaya Karya Jadi idBBB dari idSD
Next Post Abdul Ghofar Diangkat Jadi Presiden Komisaris Tugu Insurance (TUGU)

Member Login

or