Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) atau (TOBA) dan merevisi prospek atas peringkat perusahaan menjadi negatif dari sebelumnya stabil.
“Revisi prospek ini terkait dengan rencana perusahaan untuk melakukan divestasi atas PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP),” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip Jumat 18 Oktober 2024.
|Baca juga: Liam Payne Sempat Kecanduan Alkohol Sebelum Meninggal, Sinyal Penting Punya Asuransi Kesehatan Mental?
|Baca juga: Pengguna Paylater Kian Bergairah di Tengah Deflasi, Kredivo Jaga Mitigasi Risiko
Pefindo menilai divestasi ini dapat menurunkan profil bisnis dan keuangan TBS dikarenakan kedua perusahaan memiliki porsi kontribusi yang signifikan terhadap profil bisnis TBS dengan telah memiliki kontrak yang kuat berdasarkan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PPLN) yang akan mengamankan pendapatan yang stabil dalam jangka panjang.
“Rencana perusahaan setelah divestasi akan dikaji sesudah kami menerima informasi yang memadai. Pada saat yang sama, kami menetapkan peringkat idA atas Obligasi I Tahun 2023 yang diterbitkan TBS,” kata Pefindo.
Peringkat dapat diturunkan apabila perusahaan merealisasikan divestasi ini tanpa dikompensasi dengan investasi baru yang memiliki profil kredit yang setara dengan perusahaan yang didivestasikan.
|Baca juga: Perkuat Bisnis dengan GCG, Jasindo Tumbuh Positif di 2024
|Baca juga: Industri Asuransi Didorong Terapkan Praktik Ramah Lingkungan, Buat Apa?
“Kami dapat menegaskan kembali peringkat dan merevisi prospek kembali menjadi stabil jika rencana transaksi ini tidak direalisasikan atau perusahaan mampu untuk menggantikan MCL dan GLP dengan proyek lainnya yang kami nilai memiliki profil kredit yang setara,” kata Pefindo.
Peringkat tersebut mencerminkan bisnis TBS yang terdiversifikasi dengan baik, struktur permodalan yang konservatif dan perlindungan arus kas yang kuat serta permintaan yang kuat dari bisnis baru. Peringkat tersebut dibatasi oleh risiko atas pengembangan proyek-proyek baru serta paparan terhadap risiko fluktuasi harga komoditas.
PT TBS Energi Utama Tbk didirikan pada 2008 dan memiliki beberapa anak usaha yang bergerak di bidang batubara di Kalimantan Timur, Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Gorontalo dan Sulawesi Utara, pengelolaan limbah di Singapura dan Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Lampung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di Batam, dan kendaraan listrik.
|Baca juga: Prabowo Panggil 49 Calon Menteri, Berikut Deretan Lengkapnya!
|Baca juga: Profil Sri Mulyani, Calon Menkeu di Era Prabowo yang Punya Jam Terbang Tinggi
Perusahaan berencana untuk berkembang ke energi terbarukan dalam waktu dekat dan menengah. Per 30 Juni 2024, pemegang saham adalah Highland Strategic Holdings Pte Ltd (61,017 persen), PT Toba Sejahtra (8,869 persen), PT Bara Makmur Abadi (5,472 persen), dan publik (24,642 persen).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News