1
1

Infovesta: Investor Diharapkan Lebih Selektif Pilih Saham

Suasana perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Investor saham disarankan lebih selektif dalam memilih saham karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak sideways pada pekan ini.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta Utama menjelaskan IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir bergerak bullish dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar +0,84% ke level 6.982,79 poin. Penguatan pada indeks didorong oleh beberapa kinerja indeks sektoral yang positif yakni: sektor Barang Baku (+6,00%), Energi (+1,90%), dan Konsumen Primer (+1,12%).

Dilihat dari posisi asing terbesar mencatatkan net foreign buy pada saham AMMN (Rp339,9 miliar), BUKA (Rp71,4 miliar), dan TLKM (Rp40,8 miliar). Meskipun demikian, secara keseluruhan asing masih mengakumulasikan net sell sebanyak Rp1,82 triliun.

Sentimen dari domestik, rilis data neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan peningkatan surplus. Kenaikan tajam surplus pada neraca perdagangan Indonesia pada Agustus serta melebihi proyeksi pasar menjadi US$3,1 miliar (prev : US$1,3 miliar, cons : US$1,55 miliar). Kenaikan neraca dagang dikontribusikan oleh masih berlanjutnya kontraksi impor sebesar -3,5% mom atau tercatat US$18,87 miliar pada Agustus 2023.

|Baca juga: Efek Kenaikan Harga Minyak, Rekomendasi Sektor Batu Bara Dipertahankan Netral

Sedangkan dari nilai ekspor meningkat sebesar + 5,5% mom atau tercatat US$22 miliar pada Agustus 2023. Peningkatan aktivitas produksi tercermin pada PMI Manufaktur yang terus menunjukkan peningkatan level ekspansi berdampak positif pada performa ekspor periode Agustus.

Meskipun demikian, jelas Infovesta, mengingat tren volatilitas harga komoditas ekspor utama seperti batu bara dan CPO menjadi tantangan tersendiri pada kinerja ekspor ke depan.

Sentimen dari global, penjualan ritel China kembali meningkat sebesar 4,6% yoy (prev : 2,5% yoy). Peningkatan penjualan ritel didorong oleh peningkatan penjualan barang sekunder. Namun, penjualan barang di beberapa sektor terlihat masih menunjukan perlambatan pertumbuhan seperti penjualan bahan baku bangunan.

Dari AS, rilis data produksi manufaktur menunjukan perlambatan aktivitas produksi secara bulanan sebesar 0,1% mom (prev : 0,4%). Perlambatan ini menjadi angin segar untuk The Fed, ditengah beberapa data ekonomi yang terlihat masih cukup menguat. Pasar obligasi melemah dalam sepekan terakhir, Infovesta Govt. Bond turun sebesar -0,18% ke level 10.009,01.

Sentimen dari global terutama dari AS yakni rilis data inflasi yang kembali menguat di level 3,7% yoy pada Agustus (prev: 3,2%), turut membuat kontraksi pada pasar obligasi domestik. Jelang pelaksanaan FOMC Meeting pekan depan, konsensus pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan FFR namun masih akan mencermati bagaimana statement lanjutan terhadap kebijakan moneter ke depannya.

Dalam sepekan ke depan, pada pasar saham, investor diharapkan dapat lebih selektif lagi dalam memilih saham. Mengingat IHSG masih bergerak sideways dan faktor penggerak cenderung dominan pada akhir pekan. Sedangkan pada pasar obligasi, pada tanggal 20 September nanti akan ada lelang SRBI. Bagi investor yang sedang mencari return di tengah proses refinancing, SRBI memberikan imbal hasil yang cukup menarik (Diskonto 12M: 6,4%; vs Yield 10y SUN : 6,7%

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Efek Kenaikan Harga Minyak, Rekomendasi Sektor Batu Bara Dipertahankan Netral
Next Post Best Insurance & Reinsurance 2023

Member Login

or