1
1

Wall Street Berguguran, Dolar AS Capai Level Tertinggi

Ilustrasi. | Foto: Allianz Life Indonesia

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Hal itu terjadi meskipun data ekonomi AS solid dengan penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran atas konflik di Timur Tengah.

Mengutip The Business Times, Selasa, 16 April 2024, Dow Jones Industrial Average berakhir di 37,735, turun 0,7 persen setelah mencatat penurunan 650 poin dari puncaknya di awal sesi. Indeks S&P 500 berbasis luas turun 1,2 persen menjadi 5.061. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi turun 1,8 persen menjadi 15.885,02.

|Baca juga: Pengguna Transportasi Umum Meningkat Pada Lebaran 2024

Ekuitas dibuka positif menyusul data penjualan ritel yang solid, di tengah harapan awal bahwa konflik antara Israel dan Iran mungkin surut setelah pengepungan akhir pekan oleh Iran yang sebagian besar berhasil digagalkan oleh pertahanan udara. Namun para pejabat Israel terus melakukan retorika konfrontatif

Mencapai level tertinggi

Sementara itu, dolar AS mencapai level tertinggi sejak awal November terhadap sejumlah mata uang pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), dan mengirim yen ke level terendah sejak 1990. Kondisi itu setelah penjualan ritel AS meningkat lebih dari perkiraan pada Maret.

Greenback menguat karena inflasi yang masih stagnan dan pertumbuhan yang kuat menyebabkan investor menunda ekspektasi mengenai kapan Federal Reserve kemungkinan mulai menurunkan suku bunganya. Bank sentral AS kini juga memperkirakan melakukan pemotongan lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya.

“Data AS terus menunjukkan hasil yang lebih baik dan lebih baik dari perkiraan,” kata Kepala FX Global Jefferies Brad Bechtel, di New York.

Dolar terakhir naik 0,59 persen terhadap mata uang Jepang di 154,19, setelah mencapai level tertinggi 154,45. Indeks dolar mencapai 106,23, tertinggi sejak 2 November, dan terakhir naik 0,24 persen pada 106,20. Investor juga fokus pada meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang dipandang sebagai peningkatan permintaan terhadap safe haven dolar AS.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cadangan Devisa Maret 2024 Tetap Tinggi
Next Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Rekomendasikan Saham Emas, Batu Bara, dan Jalan Tol

Member Login

or