1
1

Wall Street Menghijau, Dolar AS Tumbang

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham di bursa Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu dengan indeks S&P 500 ditutup pada rekor baru, menyusul laba Micron yang kuat dan pernyataan dari Beijing yang mengisyaratkan kemungkinan stimulus tambahan.

Mengutip The Business Times, Jumat, 27 September 2024, indeks S&P 500 berbasis luas ditutup naik 0,4 persen menjadi 5.745,37, naik sekitar 13 poin dari rekor penutupan Selasa waktu setempat. Dow Jones Industrial Average naik 0,6 persen menjadi 42.175,11, hampir mencapai rekornya. Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi naik 0,6 persen menjadi 18.190,29.

|Baca juga: Rasio Modal Turun, Bos Asei Klaim Tetap Kuat!

|Baca juga: OJK Cabut Izin Pembentukan Unit Syariah Asuransi Allianz Life Indonesia

Analis menggambarkan laba Micron sebagai anugerah bukan hanya karena menunjukkan profitabilitas yang kuat, tetapi karena perusahaan tersebut mengutip permintaan kecerdasan buatan yang kuat, yang mengangkat saham-saham teknologi lainnya. Saham Micron melonjak hampir 15 persen.

Para pengamat pasar juga menyoroti pernyataan Presiden China Xi Jinping yang mengisyaratkan niat Beijing untuk mengambil langkah lebih lanjut guna meningkatkan perekonomiannya, menyusul serangkaian tindakan yang diumumkan awal minggu ini.

Dolar AS melemah

Di sisi lain, dolar AS yang merupakan aset safe haven melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu lantaran meningkatnya selera risiko dengan para pedagang menantikan pidato dari para pembuat kebijakan utama Federal Reserve dan data ekonomi untuk petunjuk tentang laju penurunan suku bunga.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap euro, sterling, yen, dan tiga mata uang utama lainnya, mengalami penurunan sebanyak 0,2 persen menjadi 100,73, menyusul lonjakan 0,57 persen pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), kenaikan satu hari terbesar sejak 7 Juni.

|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?

|Baca juga: Kadin Kubu Arsjad Rasjid Melawan, Upaya Hukum dan Organisasi Dilakukan

Sementara itu, franc Swiss menguat setelah Bank Nasional Swiss memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Pasar berjangka dan beberapa analis memperkirakan penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps setelah Federal Reserve melakukan langkah tersebut minggu lalu.

Franc Swiss naik 0,4 persen terhadap dolar menjadi 0,8468, setelah keputusan SNB dan naik 0,25 persen menjadi 0,9442 terhadap euro. Euro naik 0,13 persen menjadi US$1,1148, setelah turun dari US$1,1214, level tertinggi yang tidak terlihat sejak Juli tahun lalu.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Ekonomi AS Berikan Sinyal Positif, Wall Street Auto Menghijau
Next Post Bidik Jadi KPPE 2, Asei Siap Tingkatkan Kapasitas Permodalan Menuju 2028

Member Login

or