Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan kredit pada semester pertama 2017 dapat mencapai 10 persen secara tahunan (yoy/year on year). Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menyatakan bahwa per Mei 2017 pertumbuhan kredit mencapai 9,8 persen (yoy). Lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan kredit per Maret 2017 yang mencapai 9,2 persen (yoy). Prediksi BI bahwa pertumbuhan kredit pada semester pertama 2017 dapat mencapai dua digit, karena didorong peningkatan permintaan kredit dari berbagai sektor. Salah satu faktor pendorong derasnya permintaan kredit adalah peningkatan peringkat Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P).
“Kalau 10 persen itu sampai. Karena memang sekarang saja sudah mendekati 10 persen. Dengan didorong oleh kondisi permintaan yang membaik, memang itu harapannya sampai (double digit),” kata Erwin di saat buka puasa dengan wartawan di Jakarta, 29 Mei 2017. Ditambahkan bahwa salah satu sektor kredit yang mengalami peningkatan adalah sektor korporasi. Ini sejalan dengan geliat proyek infrastruktur pemerintah. “BI memonitor kondisi korporat-korporat itu sudah terlihat. Kita lihat semuanya itu sudah mulai menunjukkan peningkatan,” tuturnya.
Perbaikan kredit juga terlihat pada peningkatan return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Beberapa waktu terakhir permintaan kredit juga meningkat. “Bulan-bulan ini sudah terjadi suatu kenaikan. Ini merupakan suatu yang positif, tapi masih terlalu dini untuk kita mengambil kesimpulan,” ungkap Erwin.
Sampai akhir tahun, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan dapat mencapai 12 persen, sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) mencapai 11 persen. Target ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit pada 2016 yang hanya mencapai 7,87 persen dan DPK 9,6 persen. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts
