1
1

2025 Diprediksi Jadi Tahun Merger dan Akuisisi di Industri Reasuransi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Tahun ini diproyeksikan bakal menjadi titik balik bagi industri reasuransi global dalam hal aktivitas merger dan akuisisi (M&A). Survei terbaru dari Reinsurance News mengungkapkan hampir 50 persen responden percaya konsolidasi strategis akan menjadi pendorong utama M&A tahun depan.

Dilansir dari Reinsurance News, Selasa, 19 Februari 2025, angka ini jauh melampaui minat terhadap ekuitas swasta yang hanya tercatat 20 persen. survei tersebut juga menunjukkan 18 persen responden menganggap transformasi digital akan berperan penting dalam aktivitas M&A, sementara perubahan regulasi hanya mendapat perhatian 13 persen.

|Baca juga: Industri Asuransi Berduka, Komisaris IFG Life Yasril Y Rasyid Meninggal Dunia

|Baca juga: Profil Lengkap Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA yang Naik ke Kursi Presiden Komisaris

Prediksi ini sejalan dengan analisis Fitch yang mengatakan pelonggaran pasar dan berkurangnya peluang pertumbuhan organik akan mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk mencari rekan akuisisi dari re/insurer yang mengalami kesulitan.

Meskipun pasar M&A terlihat melambat pada 2024, laporan dari WTW mencatatkan kenaikan 15 persen dalam jumlah transaksi M&A yang bernilai lebih dari US$100 juta pada paruh kedua tahun tersebut. Transaksi besar, antara US$1 miliar hingga US$10 miliar, mendominasi pasar, dengan 99 transaksi berhasil diselesaikan.

Jana Mercereau dari WTW mengungkapkan meskipun kondisi finansial sedikit lebih baik dengan suku bunga yang stabil, namun transaksi M&A di 2025 tetap akan penuh tantangan. “Kondisi pembiayaan telah membaik, dengan suku bunga yang stabil,” ujarnya.

|Baca juga: BCA (BBCA) Bakal Gelar RUPS Tahunan di Maret 2025, Jahja Setiaatmadja Jadi Presiden Komisaris!

|Baca juga: Profil Indra Widjaja, Petinggi Sinarmas yang Terseret Pusaran Korupsi Taspen

Namun, risiko kebijakan dan ketidakpastian global masih menjadi hambatan besar dalam proses akuisisi. Sementara sektor jasa keuangan di Inggris juga mengalami lonjakan aktivitas M&A pada 2024, mencapai volume tertinggi sejak 2012.

Meskipun ada optimisme yang berkembang, namun ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai, dengan prediksi M&A di 2025 akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post JRP Insurance Bayarkan Klaim Klaim Public Liability Senilai Rp2,6 Miliar
Next Post Laba Bersih Sompo Melonjak 17,7% di Kuartal III/2024

Member Login

or