Media, JAKARTA – Dalam laporan AM Best terbaru dijelaskan bahwa meningkatnya frekuensi bencana alam dan risiko sekunder pada paruh pertama tahun 2023 terus mendorong penurunan hasil keuangan segmen asuransi rumah di Amerika Serikat.
Masalah-masalah yang mempengaruhi hasil underwriting segmen ini diperburuk oleh meningkatnya biaya kerugian, inflasi, dan gangguan rantai pasokan yang terus menekan pendapatan, sehingga menyulitkan perusahaan asuransi rumah untuk mempertahankan kecukupan tarif.
Laporan AM Best yang berjudul “Homeowners Carrier Challenges Stress Operating Results,” mencatat bahwa AM Best baru-baru ini merevisi pandangannya terhadap segmen pasar asuransi rumah di Amerika Serikat dari yang semula stabil menjadi negatif.
Faktor-faktor utama yang mendukung perubahan tersebut termasuk tekanan pada pendapatan regional dari peningkatan aktivitas bencana, peningkatan frekuensi kerugian dari bahaya sekunder, tekanan inflasi pada biaya klaim yang berlaku, kondisi pasar reasuransi yang menantang, dan tingkat retensi dan partisipasi bersama yang lebih tinggi mengingat tren harga reasuransi.
|Baca juga: NAIC: 70 Persen Perusahaan Asuransi Rumah Gunakan Teknologi AI
“AM Best memperkirakan hasil underwriting pada akhir tahun 2023 akan tetap berada di bawah tekanan untuk segmen ini,” kata Associate Director AM Best, David Blades, “Kembalinya profitabilitas underwriting dalam waktu dekat tampaknya sangat tidak mungkin. Perusahaan-perusahaan asuransi segmen ini akan mengalami kesulitan untuk menyerap tekanan underwriting ini ketika mereka berusaha memperkuat neraca keuangan mereka,” jelasnya.
Hasil yang tidak menentu dari beberapa pasar terbesar di negara ini, seperti Florida, California, dan Texas, berdampak besar pada kinerja lini bisnis asuransi rumah secara nasional. Beberapa pemimpin pasar di negara-negara bagian terpadat telah membatasi bisnis baru, dengan alasan meningkatnya biaya konstruksi, risiko bencana yang meningkat, dan pasar reasuransi yang sulit.
Segmen pemilik rumah di AS melaporkan kerugian underwriting sebesar US$6,34 miliar pada tahun 2022, menandai tahun ketiga berturut-turut dengan hasil negatif. Rasio gabungan segmen ini sebesar 104,5 pada tahun 2022 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 20 tahun sebesar 101,7, ini juga merupakan kelima kalinya dalam enam tahun terakhir segmen ini melampaui titik impas 100,0.
“Terlepas dari tantangan-tantangan ini, tingkat kapitalisasi yang disesuaikan dengan risiko tetap solid untuk sebagian besar perusahaan asuransi dengan likuiditas yang memadai,” kata analis keuangan senior AM Best, Maurice Thomas. “Namun, bantalan modal telah mulai terkikis untuk beberapa perusahaan asuransi,” tegasnya.
Perusahaan-perusahaan tetap waspada dalam menilai kebutuhan tarif mereka, mendorong kenaikan ketika harga tidak memadai. Laporan ini mencatat bahwa upaya-upaya seperti itu tidak mudah dilakukan atau dicapai dengan cepat.
Proses bagi departemen asuransi negara bagian untuk menyetujui permintaan kenaikan tarif operator telah menjadi komponen penting dari dinamika pasar pemilik rumah. Perusahaan asuransi di negara-negara bagian yang cenderung mengalami risiko bencana kemungkinan akan berjuang dengan kelayakan ekonomi untuk menyediakan perlindungan bagi pemilik rumah, menurut laporan tersebut.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News