Media Asuransi, JAKARTA – Analisis global WTW menyebutkan 89 perusahaan asuransi dan reasuransi melaporkan tahun buku 2023 menggunakan sistem IFRS 17 secara penuh. Industri telah mengeluarkan US$20 miliar hingga saat ini untuk implementasi IFRS 17.
Dikutip dari laman resminya, Jumat, 7 Juni 2024, dalam analisisnya tersebut, WTW menemukan beberapa poin di antaranya meliputi adanya perbedaan besar dalam metodologi IFRS 17 dan pilihan/definisi KPI. Penerapannya masih menjadi tantangan bagi para analis dan investor untuk membandingkan hasil di seluruh sektor asuransi.
“Memahami sensitivitas, analisis pergerakan, ukuran pertumbuhan, dan rekonsiliasi dengan metrik lain tetap menjadi kunci untuk menilai kinerja dan prospek perusahaan asuransi,” ujar analisis tersebut.
|Baca juga: Lonjakan Penjualan Anuitas Hadirkan Tantangan untuk Perusahaan Asuransi Jiwa di AS
Kemudian, penundaan tanggal publikasi dan informasi penting yang sekarang hanya tersedia dalam laporan tahunan (bukan pengungkapan investor sebelumnya) berarti perbandingan di seluruh sektor sekarang hanya mungkin dilakukan sekitar satu bulan lebih lambat daripada di bawah IFRS 4.
|Baca juga: CIMB Niaga Syariah Serahkan Sapi Kurban ke Baznas
Lebih lanjut, WTW mencatat, banyak perusahaan asuransi menekankan IFRS 17 tidak memiliki dampak material terhadap cara bisnis yang dijalankan dengan strategi, kapasitas pembayaran dividen, dan metrik utama non-IFRS tetap tidak terpengaruh.
“Dengan mengambil pelajaran dari pengalaman ini, kami percaya perbaikan operasional yang ditargetkan dengan baik dapat menghasilkan manfaat yang jauh lebih besar bagi manajemen asuransi dan investor di masa mendatang,” pungkas analis.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News