Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Asei Indonesia (Asei) mencatatkan premi bruto sebesar Rp129,6 miliar pada semester I/2024. Pencapaian itu mengalami penurunan sebanyak 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tekanan terjadi terutama disebabkan oleh penurunan signifikan pada lini usaha asuransi kredit, yang turun hingga 82 persen akibat langkah strategis perusahaan dalam melakukan penyeimbangan portofolio.
|Baca juga: Wacana Subsidi BBM Dicabut, Asuransi Kendaraan Bakal ‘Kena Getah’?
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
Meski demikian, Asei berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di lini usaha lainnya, seperti asuransi perdagangan yang tumbuh 26 persen, asuransi umum naik 84 persen, dan penjaminan melonjak hingga 316 persen. Tren pertumbuhan ini diproyeksikan terus berlanjut hingga akhir 2024.
Direktur Utama Asei Doddy Dalimunthe mengatakan, sebagai Export Credit Agency (ECA) Indonesia, Asei tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional, khususnya dalam mendorong ekspor melalui layanan asuransi perdagangan.
“Dalam rangka mengoptimalkan kontribusi Asei terhadap peningkatan ekspor nasional, sinergi dan kolaborasi strategis telah dan terus dilakukan dalam satu ekosistem peningkatan ekspor antara lain sinergi dengan Kemendag, Kadin, LPPEI, pemerintah daerah, termasuk juga dengan GPEI dan PPLI,” jelas Doddy, dikutip dari keterangannya, Kamis, 26 September 2024.
|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!
|Baca juga: Akuisisi Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR) oleh Hexa Prima Nusantara Memasuki Babak Baru
Doddy menambahkan perusahaan telah bergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Peningkatan Ekspor yang dibentuk oleh Kementerian Perekonomian. “Keberadaan Asei diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah eksportir baru dan peningkatan nilai ekspor nonmigas nasional,” jelas Doddy.
Layanan proteksi Asei menawarkan perlindungan bagi eksportir terhadap risiko kegagalan pembayaran dari importir, baik karena risiko komersial maupun politik. Untuk mendukung layanan ini, Asei memiliki berbagai produk di bidang asuransi perdagangan.
Produk itu seperti Export Credit Insurance (ECI), Domestic Credit Insurance (DCI), Export Bill Insurance (EBI), dan Domestic Credit Insurance Financing (DCIF). Selain itu, Asei juga memperkuat bisnis asuransi umum dengan produk-produk seperti asuransi harta benda, asuransi rekayasa, asuransi pengangkutan barang, hingga asuransi kecelakaan diri.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Berencana Kibarkan ‘Bendera Putih’, Ini Kata OJK!
|Baca juga: Menapaki Perjalanan Blibli Tiket Melayani Evolusi Kebutuhan Konsumen
Asei juga terus mengoptimalkan bisnis asuransi kredit dan penjaminan sebagai perlindungan bagi bank atau LKNB atas risiko gagal bayar debitur. Doddy menegaskan, semua lini bisnis ini akan menjadi sumber pertumbuhan yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News