Media Asuransi, GLOBAL – Laporan S&P Global Ratings menyebutkan kerugian akibat gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar dan berdampak hingga Bangkok sebagian besar akan ditanggung oleh reasuradur global dan regional.
Melansir Insurance Asia, Senin, 28 April 2025, S&P memperkirakan kerugian asuransi untuk perusahaan asuransi properti dan kecelakaan di Thailand berada di kisaran 600 juta hingga 900 juta dolar AS. Nilai ini jauh lebih kecil dari klaim terkait covid-19 pada 2022 yang mencapai 4,5 miliar dolar AS, atau kerugian akibat banjir besar di 2011 sebesar 15 miliar dolar AS.
|Baca juga: Kejagung Periksa 2 Orang Saksi terkait Perkara Asuransi Jiwasraya
|Baca juga: Atasi Permasalahan Sampah, PP Properti (PPRO) Ajak Pengembang Properti Adopsi Praktik Berkelanjutan
S&P mencatat perusahaan asuransi Thailand telah memperkuat perlindungan reasuransi mereka selama beberapa tahun terakhir sebagai respons terhadap berbagai bencana alam. Langkah ini dinilai efektif membatasi eksposur keuangan terhadap gempa terbaru.
“Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan asuransi Thailand meningkatkan perlindungan reasuransi mereka untuk menghadapi risiko bencana alam, terutama setelah banjir besar pada 2011,” ujar Analis Kredit S&P Global Ratings Billy Teh.
Ia menambahkan penguatan reasuransi tersebut akan membantu membatasi kerugian akhir dari gempa Myanmar yang juga menyebabkan kerusakan di Bangkok dan sekitarnya. Meski klaim masih dalam batas wajar, namun S&P memperkirakan biaya reasuransi di Thailand akan meningkat.
Kenaikan premi reasuransi ini berpotensi menekan margin keuntungan perusahaan asuransi dalam dua tahun ke depan, kecuali mereka mampu mengimbanginya lewat peningkatan volume bisnis dan seleksi risiko yang lebih baik.
Laporan tersebut juga menyebutkan banyak polis asuransi properti dan kecelakaan di Thailand memiliki cakupan gempa bumi yang terbatas, sehingga turut mengurangi total kerugian yang diasuransikan.
|Baca juga: OJK Akui Perang Tarif AS Berpotensi Tingkatkan Risiko Klaim Asuransi Kredit
|Baca juga: Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Tumbuh 12% Jadi Rp405,5 Miliar di Kuartal I/2025
Namun ke depan, perusahaan asuransi diperkirakan memperluas cakupan gempa bumi dan bekerja sama dengan para pemodel risiko bencana untuk meningkatkan model penilaian risiko, termasuk mempertimbangkan pola gelombang seismik, kondisi tanah, dan ketinggian bangunan untuk memperkuat ketahanan terhadap bencana.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

