1
1

Pendapatan Premi Asuransi Korea Selatan Tembus Rp1.211 Triliun di Semester I/2024

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/Ngampol7380 from Envato

Media Asuransi, GLOBAL – Total pendapatan premi asuransi di Korea Selatan mencapai US$79,83 miliar (setara Rp1.211,9 triliun) pada semester pertama 2024, meningkat 3,9 persen atau US$3,04 miliar (setara Rp46,1 triliun) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal itu diungkapkan dalam laporan Korean Re.

Mengutip Insurance Asia, Kamis, 9 Januari 2025, pendapatan ini mencakup 22 perusahaan asuransi jiwa dan 31 perusahaan asuransi umum. Premi dari asuransi jiwa tercatat sebesar US$37,61 miliar (setara Rp570,8 triliun), naik 3,5 persen atau US$1,24 miliar (setara Rp18,8 triliun) secara tahunan.

Pertumbuhan premi asuransi jiwa didorong oleh peningkatan penjualan produk asuransi proteksi (+13,2 persen YoY) dan asuransi tabungan (+0,7 persen YoY), meskipun terjadi penurunan pada asuransi jiwa variabel (-2,2 persen YoY) dan anuitas pensiun (-16,2 persen YoY).

|Baca juga: ASII, GOTO, CUAN, dan XIPI Jadi Rekomendasi Beli di Tengah Momentum January Effect

|Baca juga: DAI Siap Ambil Langkah Strategis Hadapi Putusan MK soal Pasal 251 KUHD

Sementara itu, perusahaan asuransi umum membukukan pendapatan premi sebesar US$42,30 miliar (setara Rp641,1 triliun), meningkat 4,3 persen atau US$1,79 miliar (setara Rp27,1 triliun) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan premi asuransi jangka panjang (+5,2 persen YoY), asuransi properti dan kecelakaan umum (+8,7 persen YoY), serta anuitas pensiun (+3,9 persen YoY), meskipun premi asuransi kendaraan turun 1,2 persen YoY.

Pendapatan bersih seluruh perusahaan asuransi pada semester pertama 2024 mencapai US$6,49 miliar (setara Rp98,2 triliun), naik 2,8 persen atau US$174,99 juta (setara Rp2,6 triliun) secara tahunan.

|Baca juga: 8 Asuransi-Reasuransi dan 14 Dana Pensiun Masuk Pengawasan Khusus OJK

|Baca juga: Dua Direktur XL Mengundurkan Diri

Namun, pendapatan bersih asuransi jiwa turun 9,4 persen menjadi US$2,48 miliar (setara Rp37,5 triliun) akibat melemahnya pendapatan investasi. Sebaliknya, asuransi umum mencatat kenaikan pendapatan bersih sebesar 12,2 persen menjadi US$4,00 miliar (setara Rp60,7 triliun), berkat peningkatan laba underwriting dan pengurangan kewajiban klaim.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Hasil Survei Diverse Asia: 94% Sandwich Generation Indonesia Prioritaskan Kebutuhan Pensiunan Keluarga
Next Post Investor Global Optimistis terhadap Prospek Industri Pariwisata Indonesia

Member Login

or