Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi di Korea Selatan diperkirakan mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Hal itu didorong oleh bertambahnya populasi lansia dan meningkatnya permintaan asuransi kesehatan, asuransi jiwa, serta dana pensiun.
Menurut laporan terbaru GlobalData, premi langsung bruto atau Direct Written Premiums (DWP) diprediksi mencapai US$167,1 miliar pada 2025 dan melonjak menjadi US$191,2 miliar pada 2029. Pertumbuhan ini diproyeksikan berjalan dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 3,4 persen selama periode 2025 hingga 2029.
|Baca juga: 6 Cara Efektif Menemukan Produk Asuransi yang Tepat untuk Anda
|Baca juga: Menyalakan Asa Keberlanjutan di Target NZE
“Industri asuransi Korea Selatan terkontraksi 7,5 persen pada 2023 akibat perlambatan ekonomi yang menekan permintaan produk asuransi jiwa. Namun, kami memperkirakan pemulihan pada 2024 seiring perbaikan ekonomi dan peningkatan jumlah lansia,” ujar Analis Asuransi GlobalData Sneha Verma, dikutip dari laman Insurance Asia, Rabu, 30 Oktober 2024.
Pada 2024, asuransi jiwa dan dana pensiun diprediksi menguasai 84 persen pangsa premi, dengan CAGR sebesar 3,1 persen antara 2025 hingga 2029. Setelah mengalami kontraksi sebesar 9,3 persen pada 2023, asuransi jiwa diperkirakan tumbuh sebesar 0,5 persen pada 2024.
Permintaan asuransi kesehatan juga diproyeksikan meningkat, seiring meningkatnya kasus penyakit kritis. Laporan tersebut mencatat adanya lonjakan kasus demensia di Korea Selatan, dengan satu pasien baru diidentifikasi setiap 12 menit.
Segmen asuransi umum diperkirakan akan berkontribusi 16 persen terhadap DWP pada 2024, dengan pertumbuhan sebesar 4,9 persen, naik dari 4,1 persen pada 2023. Dari 2025 hingga 2029, CAGR untuk segmen ini diprediksi mencapai 5,1 persen.
|Baca juga: Survei Zurich: Keterbatasan Finansial Jadi Penghambat Masyarakat Malaysia Hadapi Iklim Ekstrem
|Baca juga: Bos IRDAI Ajak Konglomerat Rambah Industri Asuransi, Bikin Ketiban Durian Runtuh?
Namun, pertumbuhan asuransi kendaraan diperkirakan melambat pada 2024 karena penurunan penjualan mobil baru akibat lemahnya sentimen konsumen dan suku bunga tinggi. Di sisi lain, Korea Selatan yang rentan terhadap bencana alam diperkirakan akan tetap melihat tingginya permintaan polis untuk melindungi dari kebakaran dan bahaya alam.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News